TRIBUNNEWS.COM - Proses penyelidikan kasus kematian satu keluarga di Cirendeu, Ciputat Timur, Tangerang Selatan, Banten, masih berjalan.
Penyidik telah memeriksa sejumlah saksi dan melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) untuk mengungkap penyebab kematian satu keluarga, yakni ayah, AF (31); ibu, YL (28); dan anak, AH (3).
Jasad ketiganya ditemukan di dalam rumah pada Minggu (15/12/2024) sekitar pukul 11.00 WIB.
Jasad YL dan AH tergeletak di kamar, sedangkan AF tergantung di plafon dapur.
Keluarga memutuskan pemakaman YL dan AF dilakukan terpisah.
YL dimakamkan satu liang lahat dengan anaknya, AH, di tanah wakaf Poncol, Tangerang.
Sementara, AF dimakamkan di wilayah Kebayoran.
Belum diketahui alasan keluarga memisahkan makam mereka.
Kapolsek Ciputat Timur, Kompol Kemas Arifin, menyatakan unit Reskrim Polsek Ciputat Timur dan Sat Reskrim Polres Tangsel medalami dugaan pembunuhan karena ada jasad balita
"Masih didalami dalam proses penyelidikan ya (dugaan pembunuhan). Iya. Kan ada korban anak tiga tahun tersebut," paparnya, Senin (16/12/2024).
Ia menambahkan kesimpulan penyebab kematian menunggu hasil pemeriksaan dari kedokteran forensik.
Baca juga: Satu Keluarga Ditemukan Tewas di Tangsel, Korban Balita Sempat Dibawa ke Klinik karena Mulut Berbusa
"Nanti akan kami libatkan juga ahli digital forensik dan kedokteran forensik," katanya.
Kakak YL, Y, menjadi salah satu saksi yang menemukan tiga jasad di dalam rumah.
Y sempat melihat keponakannya, AH, kritis dengan kondisi mulut berbusa.
"Keponakan saya enggak ketolong. Tadi sempat dibawa ke klinik."
"Saya tahu memang sudah tidak ada (meninggal). Mulutnya juga sudah berbusa," bebernya, Minggu.
Y juga melihat darah di mulut AH serta luka jeratan tali di lehernya.
"Di sini ya berdarah (nunjuk arah pinggir bibir). Di sininya (leher) ada semacam geretan (bekas tali) gitu. Biru lehernya," tambahnya.
Terkait kondisi jasad YL, Y tak begitu memperhatikan karena fokus menyelamatkan AH yang kritis.
"Saya kurang tahu, enggak merhatiin tapi yang saya perhatiin itu anaknya dia, orang dioper ke saya, saya pegangkan dibawa ke luar (klinik)," sambungnya.
Baca juga: Polisi Bakal Bongkar Isi Ponsel Satu Keluarga yang Tewas Diduga Terlilit Pinjol di Tangsel
Diduga Terlilit Pinjol
Y yang tinggal bersebelahan dengan rumah korban mengaku sempat didatangi penagih pinjaman online (pinjol) setahun lalu.
"Waktu itu kan dateng itu ya orang home credit. Dia nyari ke mari alamatnya, kan alamatnya sama (dengan) saya."
"Saya bilang sama adik saya, 'Kamu dicariin sama home credit. Kamu minjem duit?' 'Enggak, Kak, (aku) enggak minjem duit.' Ternyata lakinya (AF)," ungkapnya.
Setelah ditelusuri, AF menggunakan data pribadi YL untuk mengajukan pinjol.
Menurut Y, adiknya terpaksa meminjamkan data pribadi karena diancam AF.
"Lah terus kok pake data lu?' 'Iya dipinjam. Soalnya pake data AF enggak bisa. Kalau enggak dikasih dia marah, Kak','" tambahnya.
Baca juga: Intip Rumah Satu Keluarga Tewas di Tangsel, Terletak di Gang Sempit, Kondisi Dalam Rumah Berantakan
Nominal uang yang dipinjam menggunakan data YL cukup besar sehingga satu keluarga diteror penagih pinjol.
"Sudah itu dia pakai nomor telepon saya. home kreditnya nelepon ke saya. Saya bilang saya mpok-nya karena dia belum bayar," lanjutnya.
Y tak mengetahui utang tersebut sudah dibayarkan atau belum lantaran penagih pinjol tak mendatangi rumah lagi.
DISCLAIMER:
Berita atau artikel ini tidak bertujuan menginspirasi tindakan bunuh diri.
Pembaca yang merasa memerlukan layanan konsultasi masalah kejiwaan, terlebih pernah terbersit keinginan melakukan percobaan bunuh diri, jangan ragu bercerita, konsultasi atau memeriksakan diri ke psikiater di rumah sakit yang memiliki fasilitas layanan kesehatan jiwa.
Berbagai saluran telah tersedia bagi pembaca untuk menghindari tindakan bunuh diri.
Sebagian artikel telah tayang di WartaKotalive.com dengan judul Satu Keluarga Tewas di Ciputat Diduga karena Pinjol, Ibu dan Anak Dimakamkan Bersama, Suami Terpisah
(Tribunnews.com/Mohay/Abdi Ryanda) (TribunTangerang.com/Ikhwana Mutuah)