“Saya merasa luar biasa,” kata Martin, mengacu pada cara dia menghadapi balapan dengan tekanan tinggi.
“Memulai dari posisi enam mungkin bukan yang terbaik, tentu saja itu bukan yang terbaik untuk besok, tapi setidaknya saya mampu menyalip di trek yang biasanya sangat sulit".
“Saya mampu melawan, melawan semua pemain di depan. Menang itu sulit karena Luca [Marini] sangat cepat pada akhirnya, tapi memimpin kejuaraan pada saat ini terasa luar biasa, itu adalah mimpi".
“Saya masih memiliki mentalitas yang sama, tapi yang pasti saya sangat, sangat senang saat ini bisa berada di depan. Mudah-mudahan, kami bisa menyelesaikan akhir pekan besok dengan cara yang sama.”
Baik Martin maupun Marco Bezzecchi memiliki peluang emas untuk memperkecil jarak dengan pemimpin klasemen Bagnaia setelah penampilan buruk di kualifikasi.
Meskipun keduanya mengalami kecelakaan dalam insiden terpisah di Tikungan 16, pasangan ini masih berhasil finis di depan pebalap Italia itu di kualifikasi, dan Martin kemudian memenangkan sprint Race.
Bezzecchi cukup senang untuk tetap bersaing meski ada keraguan atas keterlibatannya di Indonesia setelah menderita cedera tulang selangka pekan lalu dan menjalani operasi beberapa hari lalu.
“Sampai Rabu pagi saya bahkan tidak tahu apakah saya bisa memulai atau tidak. Sungguh luar biasa berada di sini, saya sedikit beruntung dalam balapan tetapi saya sangat, sangat cepat, jadi sungguh luar biasa bisa naik podium ini setelah operasi tulang selangka,” ujarnya.
“Tim melakukan pekerjaan yang luar biasa. Besok akan sangat sulit, tentu saja, tapi saya akan memberikan segalanya seperti biasa," kata Bezzecchi seperti dikutip dari Eurosport. (Tribunnews/mba)