Masyarakat Desa Sumoroto, Kecamatan Kauman, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, yang biasanya menonton pertunjukan reog, kali ini pada Minggu (28/10/2018), mendapat suguhan pagelaran wayang kulit.
Pagelaran wayang dengan dalang Ki Anom Suroto dengan mengangkat lakon 'Bimo Labuh' digelar di Lapangan Monument Bantarangin.
Sebagai seni dan budaya masyarakat Jawa, tak heran bila pentas itu dibanjir para penggemar wayang yang datang tak hanya masyarakat di Sumoroto namun masyarakat desa, kecamatan lain bahkan datang dari kabupaten Pacitan, Madiun, Magetan; dan Wonogiri, Jawa Tengah.
Pertunjukan wayang biasanya digelar untuk acara ritual bersih desa, hajatan pernikahan, syukuran, memperingati hari jadi kota, bahkan tolak bala. Namun kali ini, digelar untuk mensosialisasikan Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika atau yang lebih popular disebut Empat Pilar MPR.
Hadir dalam keramaian itu anggota MPR dari Fraksi Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono, Guntur Sasono, dan Sartono Hutomo, Kepala Biro Humas MPR Siti Fauziah, Kepala Bagian Pemberitaan, Hubungan Antarlembaga dan Layanan Informasi Humas MPR Muhammad Jaya.
Sedang dari pihak tuan rumah, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Ponorogo Lilik sekaligus mewakili Bupati Ponorogo dan Camat Kauman Joko Waskito.
Sebelum pentas dimulai, di hadapan undangan dan ribuan penonton, Siti Fauziah menuturkan seni budaya nusantara banyak mengandung tuntunan.
"Banyak tuntunan lewat tontonan," ucap perempuan kelahiran Bandung, Jawa Barat, itu.
Alasan inilah yang membuat MPR menggunakan wayang kulit sebagai media mensosialisasikan Empat Pilar. Dikatakan, pentas wayang merupakan salah satu dari metode puluhan metode yang lain.
Dirinya berharap pertunjukan itu bisa dinikmati masyarakat dan selanjutnya pesan-pesan yang ada diimplementasikan dalam keseharian.
Edhie Baskoro Yudhoyono, dalam kesempatan yang sama, dalam sambutan mengungkapkan dirinya
ke Ponorogo selain untuk bersilaturahim dengan masyarakat juga bertugas melakukan Sosialisasi Empat Pilar.
Bagi pria yang akrab dipanggil Ibas, sosialisasi dikatakan sangat penting untuk menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara.
Disampaikan, Indonesia negara besar yang memiliki penduduk mencapai 260 juta jiwa. Wilayahnya terbentang dari Sabang hingga Merauke, dari Miangas sampai Pulau Rote.
Kebesaran dan keragaman inilah yang diharapkan menjadi kebanggaan, “harus bangga hari ini kita masih tegak berdiri sebagai bangsa,” ujar Ibas.