Pada era yang sama 1549-1579 di Jepara, ujar Alamsyah, Ratu Kalinyamat yang merupakan anak dari Sultan Trenggono, cucu dari Raden Patah itu, berkuasa.
Alamsyah menilai, Ratu Kalinyamat adalah aktor intelektual yang membangun politik dan ekonomi Jepara pada masa itu.
Pengamat Militer, Connie Rahakundini Bakrie mengungkapkan terima kasih kepada KSAL karena sudah diperkenankan memakai Kapal Dewa Ruci, kapal latih yang melegenda, untuk kegiatan talk show.
Karena, ujar Connie, di masa Ratu Kalinyamat kawasan Nusantara sebenarnya sudah memiliki armada kapal perang yang mumpuni dan mampu membangun aliansi dengan Kesultanan Nusantara.
Selain itu, jelas Connie, strategi perang yang diterapkan Ratu Kalinyamat lewat pemutusan rantai logistik sangat relevan dengan kondisi saat ini. Ratu Kalinyamat, jelasnya, di masanya selain membangun armada perang juga membangun armada logistik yang kuat dalam menerapkan strategi itu.
"Ratu Kalinyamat begitu powerfull masa itu. Semangat ini yang harus dibangkitkan saat ini," tegas Connie.
Kepala Dinas Sejarah TNI AL, Laksamana Pertama TNI Ir. Eko Gajah Seno mengungkapkan sejarah Ratu Kalinyamat sungguh luar biasa. Ratu dari Jepara itu visioner melampaui jamannya.
Di sela talk show, mantan KSAL Bernard Ken Sondakh bahkan mengusulkan Ratu Kalinyamat sebagai Pahlawan TNI AL sekaligus Pahlawan Nasional.
Karena, jelasnya, Laksmana Malahayati yang panglima perang saja bisa jadi Pahlawan Nasional, seharusnya Ratu Kalinyamat yang membangun kekuatan maritim Nusantara seharusnya bisa lebih dari Malahayati.
Di akhir talk show, Ketua Tim Pakar Ratu Kalinyamat Prof. Ratno Lukito membacakan rekomendasi agar KSAL menyampaikan kepada Panglima TNI agar Ratu Kalinyamat dapat diprioritaskan sebagai Pahlawan Nasional tahun 2022.
Selain itu, Ratno juga mengusulkan kepada TNI AL agar memberi nama kepada salah satu kapal perangnya dengan nama KRI Ratu Kalinyamat dan membuat program napak tilas perjuangan Ratu Kalinyamat.(*)