TRIBUNNEWS.COM, CIANJUR - Ratusan santri, masyarakat, dan para pemain futsal, pada Kamis, 1 September 2022, berkumpul di GOR Mini Pondok Pesantren Al Riyadl, Cipanas, Cianjur, Jawa Barat. Hujan yang mendera di kawasan Puncak, tidak menyurutkan mereka untuk berbondong-bondong ke lapangan multifungsi itu.
Selepas Dzuhur di tempat itu digelar Sosialisasi Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika atau yang lebih popular disebut Empat Pilar MPR RI.
Acara tersebut sangat istimewa dan juga menjadi perhatian pemerintah setempat. Hadiir di GOR Mini, Wakil Ketua MPR RI Prof. Dr. Sjarifuddin Hasan MM., MBA., Kepala Kecamatan Cipanas Firman Edi, Kepala Desa Cipanas Agus Syahputra, Danramil Cipanas Kapten Yayan, dan Pimpinan Pondok Pesantren Al Riyadl KH. Pipin S Aripin.
Di tengah lapangan, membaur dengan peserta sosialisasi, Sjarifuddin Hasan merasa bersyukur dirinya bisa kembali ke pondok pesantren yang popular di masyarakat itu. Dirinya mengakui kerap ke Al Riyadl untuk itu pondok pesantren yang santrinya datang dari berbagai penjuru negeri itu diakui sebagai rumah kedua.
“Saya merasa bangga bisa di tengah santri dan masyarakat Cipanas”, ujar politisi Partai Demokrat itu.
Dalam sosialisasi, pria asal Sulawesi Selatan itu melakukan secara interaktif. Lewat pengeras suara, ia bertanya “siapa yang tahu tentang Empat Pilar?”.
Pertanyaan tersebut direspon oleh mereka yang hadir di sana dengan mengangkat tangan. Seorang bapak maju mendekat Sjarifuddin Hasan dan menjawab pertanyaan yang disodorkan.
Dengan terbata-bata dan kurang tepat, pria itu menyebut apa-apa yang menjadi Empat Pilar. Kekurangtepatan menjawab diluruskan oleh Sjarifuddin Hasan dengan tegas mengatakan, “Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika”.
Pertanyaan kedua diluncurkan oleh Menteri Koperasi dan UMKM di masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono itu. “Siapa yang hafal sila-sila Pancasila?”. Mendapat pertanyaan yang demikian, banyak peserta yang mengangkat tangan.
Seorang santri ke depan dan menyebutkan sila-sila Pancasila. Mendengar jawaban yang benar, Sjarifuddin Hasan merasa bangga. “Nah, masalah Empat Pilar di Al Riyadl sudah selesai. Bila ingin tahu di mana Empat Pilar sudah diimplementasikan, datanglah ke pondok pesantren di Cipanas ini”, paparnya. “Masyarakat di sini juga sudah memahami Empat Pilar”, tambahnya.
Dalam sosialisasi, pria yang memperoleh gelar guru besar di Universitas Negeri Makassar itu juga menjelaskan tugas, fungsi, serta wewenang MPR dan DPR.
Dalam waktu bersamaan, Sjarifuddin Hasan membuka turnamen futsal antarkampung. Ada 40 tim futsal mengikuti kegiatan Turnamen Futsal Empat Pilar itu. Selepas melakukan kick off atau tendangan pertama, ia mengatakan Sosialisasi Empat Pilar dilakukan dengan berbagai macam cara atau metode. Selain dilakukan di ruangan atau kelas, sosialisasi juga dilakukan dengan cara yang rileks atau santai. “Perlu variasi dalam melakukan sosialisasi ke masyarakat”, ujarnya.
Melakukan sosialisasi lewat turnamen futsal, disebut suasana yang ada akan lebih rileks dan partisipatif. “Turnamen Futsal Empat Pilar ini merupakan salah satu variasi sosialisasi”, ungkapnya. Dengan cara demikian akan merangsang masyarakat terutama penggemar sepakbola, futsal, betul-betul tekun mendengar mengenai nilai-nilai kebangsaan. “Dan mereka bisa mengeluarkan pandangan-pandangannya”, jelasnya.
Turnamen futsal disebut salah satu cara untuk mensosialisasi Empat Pilar dengan cara yang beda tanpa mengurangi makna yang ada. “Di Cipanas dan sekitarnya, sepakbola dan futsal, merupakan olahraga yang digemari masyarakat”, paparnya. “Jadi ini merupakan salah satu cara efektif di samping melakukan diskusi”, tambahnya.
Bila di Cipanas sosialisasi digelar lewat turmanen futsal, maka di Cibeber, yang masuk wilayah Cianjur juga, akan digelar turnamen bola volley.