Laporan wartawan Tribunnews.com, Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Garuda Indonesia menyatakan keprihatinan atas keterlambatan pemulangan haji yang terjadi hingga puluhan jam di Gate 8, Bandara King Abdul Aziz, Jeddah Saudi Arabia. Namun keterlambatan tersebut sudah di luar kewenangan maskapai tersebut.
Maskapai BUMN tersebut menyalahkan anak usaha Bin Laden, Port Project Management Development Company (PPMDC) yang tidak pengalaman mengatur jadwal penerbangan yang menumpuk saat pemulangan haji.
"Perusahaan ini tidak memiliki pengalaman dalam pengelolaan pemberangkatan penumpang sehingga tidak bisa mengatur pemulangan haji dengan baik. Akibatnya terjadi delay antara enam hingga sepuluh jam, akumulasinya menyebabkan penerbangan delay hingga lebih dari 20 jam," kata Direktur Operasi Garuda, Ari Sapari di Jakarta, Rabu (1/12).
Berbeda dengan penyelenggaraan haji sebelumnya, penanganan pemberangkatan haji dari Arab Saudi ke Indonesia tahun ini diserahkan kepada PPMDC, setelah sebelumnya ditangani langsung oleh oleh otoritas penerbangan Arab Saudi, GACA (General Authority of Civil Aviation).
Di bandara King Abdul Aziz hanya ada sekitar 14 gate, sementara seluruh jemaah haji dari seluruh dunia yang mencapai sekitar 2,5 juta orang dan akan segera kembali dalam waktu bersamaan ke negara masing-masing.
Menurutnya, hal ini mengakibatkan terjadinya keterlambatan-keterlambatan yang dialami oleh seluruh maskapai penerbangan dari berbagai negara-termasuk Garuda pada phase pemulangan jemaah saat ini.
Pada phase pemulangan, setiap hari terdapat sekitar 300 pergerakan pesawat-yaitu pesawat yang tiba dan akan berangkat dari bandara King Abdul Aziz, sementara gate yang tersedia hanya 14 buah. Akibat ketidaksesuaian antara jumlah pesawat yang datang dan akan berangkat dengan jumlah gate yang tersedia tersebut, maka dalam
periode satu hingga dua minggu pada phase pemulangan selalu terjadi keterlambatan-keterlambatan.
Selain permasalahan jumlah gate yang terbatas, keterlambatan yang terjadi juga akibat ketatnya proses pemeriksaan yang dilakukan oleh petugas bandara King Abdul Aziz kepada para jemaah yang akan kembali ke Tanah Air, sehingga proses dari masuk gate hingga naik ke pesawat memerlukan waktu yang sangat lama, yaitu sekitar 6-10 jam.
"Selain itu juga kurangnya disiplin jemaah yang masih membawa benda-benda logam yang seharusnya tidak boleh dibawa ke pesawat seperti gunting, pisau cukur, sendok, dan lain sebagainya sehingga hal ini menghambat proses security check pada saat boarding," terang Ari.
Sementara "ground time" (waktu yang disediakan untuk pesawat melakukan persiapan keberangkatan) hanya dua jam, sehingga penerbangan akan mengalami keterlambatan yang berantai dan jumlah waktu keterlambatan juga meningkat untuk penerbangan-penerbangan selanjutnya.
Ari juga mengatakan, pihaknya selalu meminta agar Garuda diberikan gate khusus yang ditangani oleh Garuda kepada GACA. Tetapi permintaan tersebut tidak pernah digubris oleh GACA, sehingga keterlambatan terjadi terus. (*)
Garuda Salahkan Anak Usaha Bin Laden
Editor: Iwan Apriansyah
AA
Text Sizes
Medium
Large
Larger