Laporan Wartawan Tribunnews.com, Willy Widianto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggaran untuk membangun gedung baru, dengan setiap ruang anggota DPR menghabiskan Rp 800 juta, dinilai tidak logis dan sulit diterima oleh akal sehat masyarakat.
"Secara logic itu sulit diterima akal sehat masyarakat," ujar Ketua Fraksi PKS, Mustafa Kamal saat ditemui usai acara Seminar Nasional bertajuk 'Negara Kepulauan Indonesia Antara Tantangan dan Ancaman Keamanan' di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Sabtu(26/3/2011).
Menurut Mustafa, yang terpenting adalah adanya kemampuan membangun ruang publik yang besar, bukan ruang pribadi.
"Sehingga orang mau demo nyaman, pengaduan nyaman, tapi bukan ruang pribadi," jelas Mustafa.
Selain itu, lanjut Mustafa, anggarannya dapat dilakukan evaluasi kenapa bisa sampai menyentuh Rp 800 Juta.
"Itu kan seharga rumah sedang, sama satu Rumah Jabatan Anggota (RJA) di Kalibata renovasinya," tandasnya.
Seperti diketahui, dalam rencana pembangunan gedung baru DPR, masing-masing anggota dewan akan dibuatkan ruangan seluas 111,1 meter persegi. Biayanya pun tidak tanggung-tanggung dan mencapai sekitar Rp 800 juta per ruang anggota DPR.
"Itu hanya bangunan fisiknya saja, belum termasuk interior dan fasilitas pendukung," ujar Kepala Biro Pemeliharaan dan Instalasi Dewan Perwakilan Rakyat, Sumirat saat jumpa pers di gedung DPR, Jakarta, Jumat(25/3/2011).
Menurut Sumirat, ruang kerja tersebut disiapkan untuk seorang anggota dewan, lima tenaga ahli dan seorang asisten pribadi.
Biaya total keseluruhan pembangunan gedung baru DPR sendiri memakan biaya sebesar Rp 1,138 trilliun dan berlantai 36.
"Akan dibangun di atas tanah 157 ribu meter persegi. Harganya kira-kira Rp7,2 juta per meter persegi," tutup Sumirat.
PKS : Rp 800 Juta untuk 1 Ruang Anggota DPR Tidak Logis
Editor: Yulis Sulistyawan
AA
Text Sizes
Medium
Large
Larger