TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dua Fraksi di DPR, masing-masing Fraksi Partai Amanat Nasional dan
Gerinda secara tegas tetap menolak rencana pembangunan gedung Baru DPR.
Dua fraksi ini, dengan argumentasi berbeda tetap menyatakan meski
harganya diturunkan pembangunan gedung DPR yang baru tak diinginkan oleh
rakyat.
"Kami tetap pada posisi menolak. Tak ada urgensinya bagi rakyat. Meski
harga pembangunan gedung itu diturunkan, kami tetap tidak setuju," kata
Ketua DPP Partai Gerindra Bidang Humas Dan Media Massa, Asrian Mirza
kepada Tribun, Senin (09/05/2011).
Ditegaskan, alangkah lebih baik dana sebesar Rp 800 milyar itu
diperuntukkan bagi rakyat yang membutuhkan. Turunnya dana pembangunan
gedung baru DPR ini, kata Asrian, hanyalah akal-akalan saja.
"Kalau memang bisa ditekan biayanya, kenapa tidak dari dulu.
Kenapa baru sekarang biayanya diturunkan. Jelas, ini ada akal-akalan
dengan maksud proyek pembangunan gedung baru tetap dijalankan. Bagi
kami, para wakil rakyat memanfaatkan fasilitas gedung DPR yang ada saja,
daripada harus dipaksakan," tandas Asrian.
Pernyataan sama disampaikan oleh anggota Fraksi Partai Amanat Nasional
(FPAN) Teguh Juwarno. Saat melakukan interupsi pada rapat paripurna
perdana DPR, fraksinya membantah bila penolakan ini bagian dari cara
untuk mencari simpati rakyat.
"Jangan kemudian rencana pembangunan gedung DPR yang harganya diturunkan
kemudian menjadi pembenaran. Sejak awal kami menolak karena rakyat
memang tak setuju atas rencana itu," tegas Teguh.
"Saya sudah bertanya langsung ke konsituen, bertanya kepada rakyat. Dari
situ jelas, rakyat nyata-nyata menolak pembangunan gedung baru DPR,"
katanya lagi.
Sebelumnya diberitakan, anggaran pembangunan gedung baru DPR yang semula mencapai Rp 1,13 triliun turun secara signifikan menjadi Rp 800 milyar.