Laporan Wartawan Tribunnews.com, Andri Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dalam penangulangan erupsi Gunung Lokon, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menghidupkan semangat asli masyarakat Minahasa, yakni semangat Mapalus.
Penanggulangan bencana tidak semata-mata mengandalkan bantuan dari pemerintah. Tetapi, mengajak masyarakat secara tangguh mampu melakukan sendiri hal-hal yang kecil di lingkungan pengungsi.
"Hal ini sesuai semangat Mapalus, yaitu semangat gotong royong cara Minahasa, yang juga dapat dijadikan senjata melawan tindak kriminal," terang Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badn Nasional Penanggulan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho, di Jakarta, Sabtu (16/7/2011).
Terkait dengan konteks pengungsi atau bencana, terangnya, masyarakat, dunia usaha dan pemerintah harus saling bergotong royong untuk memecahkan permasalahan mereka sendiri dengan kekuatan atau sumberdaya lokal yang ada sebelum memutuskan untuk meminta bantuan dari luar.
Karena dengan upaya tersebut maka mereka akan menjadi semakin kuat dalam menghadapi ancaman atau risiko yang ada disekitar mereka.
"Bantuan dari luar hanya diperlukan jika mereka sudah tidak sanggup menghadapinya dengan segala sumberdaya yang ada pada mereka. Ini salah satu ciri masayarakat yang tangguh. Mampu mengantisipasi, mampu beradaptasi dan hidup harmoni dengan risiko. Mapalus ini bisa diterapkan di tempat pengungsi," urainya.
Misal membangun WC, membersihkan lingkungan pengungsian, dapur umum, membagi makanan, minuman dan sebagai bisa dilakukan secara bersama. Tidak semuanya menunggu pemerintah atau relawan yang melakukan. Meskipun pemerintah yang bertanggung jawab dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana.