TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - DUA tetes cat air jatuh ke lantai keramik teras samping Istana Negara, Jakarta, Jumat (15/7/2011) sore, akhir pekan lalu.
Dengan sigap, seorang lelaki paruh baya langsung membersihkan percikan cat itu menggunakan kain lap basah. Sejurus kemudian, dia melanjutkan pekerjaannya mencat tembok Istana.
"Biar bersih langsung dilap," ujar Yunus, tukang cat Istana yang sore bertugas mencat dinding Istana.
Lelaki kurus dengan kumis tipis ini adalah satu dari beberapa tukang cat Istana Negara.
Seperti biasa saban menjelang HUT RI tanggal 17 Agustus, Istana Kepresidenan di Jalan Medan Merdeka Utara Jakarta ini dipercantik dengan cat putih.
Namun ternyata bukan perkara mudah untuk menjadi tukang cat di Istana. Selain punya keahlian atau berpengalaman bekerja sebagai tukang cat, yang dipercaya untuk membuat Istana tampak lebih bersih ini adalah orang yang sudah pernah bekerja di tempat itu sebelumnya.
"Saya dari tahun lalu sudah bekerja di sini. Makanya diajak lagi," kata Yunus.
Tak hanya itu untuk menjadi tukang cat di Istana harus menggunakan kartu tanda penduduk (KTP) yang masih aktif. KTP yang aktif itu kemudian ditukarkan dengan kartu tanda pengenal khusus yang dipakai oleh pekerja di lingkungan Istana Kepresidenan.
"Yang nggak bisa kerja disini tidak bisa kerja. Harus ada KTP, trus kita diperiksa juga," kata dia.
Memang setiap orang yang mendekati Istana Negara tak luput dari pemeriksaan pasukan pengawal Presiden (Paspampres). Tak terkecuali para pekerja ini.
Bedanya, mereka dibolehkan menggunakan kaos oblong memasuki kawasan Istana. Beda dengan tamu lainnya dilarang menggunakan kaos oblong.
Para tukang cat ini juga menggunakan seragam biru yang bagian punggunya bertuliskan perusahaan yang mempekerjakan para tukang cat ini.
Tak hanya itu, cat yang digunakan para pekerja ini juga tentu melalui pemeriksaan Paspampres. Termasuk semua peralatan yang digunakan para tukang cat ini.
Ketika bekerja, para tukang cat ini juga diawasi baik oleh pengawas dan sesekali oleh anggota Paspampres. Termasuk pengawasan dari CCTV di setiap sudut Istana yang sepertinya tak pernah tertidur.
Pekerjaan mengecat dinding Istana memang bukan pekerjaan mudah. Cat diupayakan tidak menetes ke lantai. Untuk itu, sebenarnya digunakan plastik bening diatas keramik agar cat tidak langsung menetes di atas keramik istana.
Namun kadang juga, cat tembok itu entah kenapa jatuh diluar plastik. Cat yang digunakan untuk Istana Kepresidenan juga bukan cat yang biasa. Tentunya cat dengan kualitas nomor satu, yang paling bagus.
"Yah, catnya yang paling mahal. Pakai Dulux. Memang ada (cat) yang lebih mahal lagi di Indonesia (selain Dulux)," ujarnya.
Dengan pekerjaan yang cukup teliti itu, Yunus mengaku mendapat gaji dan honor yang lumayan ketimbang bekerja di luar Istana. "Diatas Rp 100 ribu (per hari)," kata Yunus yang mengaku akan bekerja sekitar dua pekan di Istana Kepresidenan.
Yah, Pak Yunus sepertinya harus berbangga. Karena dipercaya memperbaiki Istana Negara, tempat dilaksanakan acara kenegaraan saban setiap waktu. Selamat, Pak!