TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wajah ingin dikasihani layaknya seorang korban selalu ditampakkan Muhammad Nazaruddin tiap kali tampil di depan media. Air muka yang sama tidak terlihat ketika Nazaruddin dimintai keterangan di hadapan Komite Etik KPK kemarin.
Ketua Komite Abdullah Hehamahua kepada wartawan di Gedung KPK, Kuningan, Jakarta, Selasa (23/8/2011), mengaku tak mendapati kegelisahan di wajah tersangka suap wisma atlet SEA Games di Jakabaring, Palembang itu.
"Tiga jam semalam diperiksa, Nazaruddin salat berjamaah dengan saya habis buka di lantai tiga. Itu suasana yang ceria, cair yang dihadiri pengacara," cerita Abdullah soal kondisi Nazaruddin waktu itu.
Abdullah mengakui, Nazaruddin kerap mengatakan dirinya siap langsung dihukum, tapi istrinya Neneng Sri Wahyuni jangan disentuh. Kata Abdullah, pemeriksaan kemarin, Komite tak mendapat apapun dari Nazaruddin karena bungkam soal materi.
Tahu akan sikapnya yang memasang muka tak mau komentar, Komite memilih mengajak Nazaruddin mengobrol. Komite juga sempat menanyakan visi-misinya soal negara dan masa depan KPK. Dari jawabannya, Nazaruddin frustasi dengan kondisi bangsa.
Komite juga sempat menanyakan bagaimana Nazaruddin memulai bisnisnya sampai bisa seperti sekarang. "Dia bilang keluarga saya orang pebisnis. Artinya kita di situ menciptakan suasana yang familiar," imbuh Abdullah.
Semua pertanyaan yang menyudutkan sengaja tak ditanyakan Komite. Abdullah menyadari, banyak pertanyaan yang disampaikan kepadanya lebih bersifat konseling. "Yang saya ajukan pertanyaan yang buat dia rileks," jelasnya.