TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Terdakwa kasus suap pembangunan Wisma Atlet Mohammad El Idris mendadak emosional usai mendengar tuntutan dari jaksa penuntut umum (JPU) pada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Dengan nada meninggi, Idris menilai tuntutan itu tidak adil baginya.
"Kita ini hilirnya. Mungkin kalau korupsi yang harus diberantas itu di hulunya. Kita ini dihilirnya pak," ujar Idris emosional di ruang sidang Pengadilan Tipikor, Jakarta, Rabu (7/9/2011).
Menurut Idris, sebagai pihak yang berada di hilir, dirinya hanya mengikuti alur pihak yang berada di hulu. "Kita ikut saja karena itu kan proyek. Kita bukan cari uang. Demi Allah, demi Rosulullah. Kita cari proyek. Yang di hulu itu yang cari uang. Ini tidak adil," tuturnya.
Sikap emosional Idris ini pun menjangkiti keluarga dan kerabatnya. Putri Idris tak bisa menyembunyikan kesedihan dan keharuannya. Majelis hakim yang dipimpin Suwidya pun berusaha menenangkan Idris dan keluarganya.
"Kami mengerti perasaan keluarga tapi kami mohon persidangan ini dihormati," ucap Suwidya.
"Saya pingin ini Indonesia bersih," timpal Idris menanggapi sikap Majelis.