Laporan Wartawan Tribunnews.com Abdul Qodir
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Polri menyatakan belum menyelesaikan investigasi internal atas terjadinya bom bunuh diri di gereja GBIS Kepunton Solo, Jawa Tengah, Minggu (25/9/2011) kemarin, sebagaimana permintaan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Presiden meminta melakukan investigasi internal mengingat informasi intelejen tentang adanya ancaman bom di Solo itu telah sampai ke Polri, sebelum kejadian bom tersebut. "Ini masih dilakukan pemeriksaan internal. Belum selesai, karena memang diurutkan satu persatu. Tunggu saja hasilnya," ujar Kadiv Humas Polri, Irjen (Pol) Anton Bachrul Alam di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (30/9/2011).
Investigasi internal ini dilakukan untuk mengetahui jalan tidaknya sistem koordinasi keamanan.
Menurut Anton, sebenarnya jajaran Polri telah menindaklanjuti semua informasi yang diiberikan pihak intelejen. Namun, faktanya Ahmad Yosepa Hayat berhasil melakukan aksi bom bunuh diri di tempat ibadah tersebut.
Hal itu terjadi, karena polisi juga manusia yang mempunyai keterbatasan. "Yang jelas, semua informasi itu ditindaklanjuti. Hanya bagaimana bisa terjadi ledakan itu, kan manusia serba (ada/ed) keterbatasan. Ini jadi satu evaluasi kami untuk saat ini," ucapnya.
Terlepas dari evaluasi internal tersebut, Polri masih melakukan pengembangan kasus dan perburuan terhadap enam rekan Hayat yang diduga membantu. Namun, hingga lima setelah kejadian, belum seorang pelaku pun tertangkap.