TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bukannya tanpa alasan mengapa Relawan Perjuangan Demokrasi (Repdem) melakukan aksi unjuk rasa di depan Plaza 89, Rasuna Said, Jakarta Selatan mendesak PT Freeport untuk hengkang dari Indonesia.
Sesuai Rilis yang diperoleh Tribunnews.com, inilah alasan yang membuat Repdem dan beberapa kelompok massa yang tergabung dalam aksi bersama ingin mengusir Freeport dari Indonesia.
Yang pertama, dari segi keuntungan, penghasilan bersih PT. Freeport dalam setahun mencapai Rp 70 triliun, Jika dikalikan 44 tahun keberadaan Freeport di Indonesia, Keuntungan bersihnya kurang lebih mencapai Rp 3.000 Triliun.
Dari keuntungan tersebut, keuntungan Freeport bisa menutupi utang luar negeri Indonesia sejumlah 1.700 Triliun yang selama ini ditanggung rakyat Indonesia.
Kedua, PT. Freeport membohongi Indonesia mengenai Royalti emas yang seharusnya dibayarkan kepada Indonesia sebesar 3,75 persen sesuai PP Nomor 45 Tahun 2003, tapi hanya dibayarkan 1 persen.
Ketiga, Freeport telah membuang tailing dengan kategori Bahan Beracun dan Berbahaya (B3) yang telah melampaui baku mutu total suspend solid (TSS) melalui sungai Ajkwa yang mengalir ke pesisir laut Arafura sehingga mengancam kelestarian lingkungan laut.
Keempat, Untuk mengamankan operasinya, Freeport menghabiskan Rp 315 miliar untuk membangun infrastruktur militer dan membayar paling sedikit Rp 180 Miliar kepada militer dan Polisi di Papua pada tahun 1998 sampai bulan Mei 2004.