TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Berbagai bentuk tindak kekerasan di Papua kian hari semakin menjadi catatan kelam yang selalu menumpuk tanpa ada kejelasan yang pasti. Oleh karenanya tidak menutup kemungkinan dalam waktu dekat ini akan ada gerakan perlawanan besar di tanah cendrawasih tersebut.
Seperti yang diungkapkan oleh seorang warga Papua, Dorus Wakum saat menggelar jumpa pers di kantor Kontras, Jakarta, Jumat (25/11/2011).
Dikatakan bahwa menjelang tanggal 1 Desember 2011, diprediksikannya bahwa akan gerakan gerakan perlawanan yang besar dari warga Papua, bila pemerintah tidak serius menangani konflik berkelanjutan di sana.
"Bila tidak ada keseriusan dari pemimpin Indonesia, Menuju tanggal 1 pasti akan terjadi kekerasan lagi kepada kami. Bahkan tanggal 1 Desember itu bukan lagi menjadi ulang tahun organisasi papua meredeka, tetapi akan menjadi ulang tahun bangsa merdeka Papua Barat," ujarnya.
Saat ini, ungkap Dorus, warga Papua sudah tidak takut lagi dengan kematian, oleh karena itu, bila mereka tidak kunjung mendapatkan hak kemanusiaan di tanahnya sendiri, maka mereka akan siap mati untuk merebut haknya dan memisahkan diri dari negara Indonesia.
"Saya perlu tegaskan itu, kalau kekerasan tidak diambil sikap oleh pemimpin negara ini, apapun yang terjadi, pasti warga papua siap mati," tegas Dorus menggambarkan situasi yang berkembang di Papua.
"Mungki saya tidak akui presiden sebagai kepala negara orang papua. Dalam kongres Papua merdeka III bahwa sudah diputuskan kalau kami sudah memilki presiden federasi Papua barat. Mungkin itu saya lebih menghormati dia, dari pada SBY yang tidak sama sekali melihat nyawa-nyawa yang dibunuh di Papua," imbuhnya.
1 Desember Akan Jadi HUT Bangsa Merdeka Papua
Penulis: Edwin Firdaus
Editor: Johnson Simanjuntak
AA
Text Sizes
Medium
Large
Larger