Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yogi Gustaman
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menegaskan, keberhasilan membawa Nunun Nurbaeti ke Indonesia dari pelariannya selama ini tidak dilakukan sendiri.
"Keberhasilan ini tidak bisa dilepaskan dari upaya sistemik dan sinergi," ujar Ketua KPK Busyro Muqoddas di KPK, Jakarta, Sabtu (10/12/2011).
Busyro mengaku semua pihak sangat membantu pemulangan Nunun ke Indonesia. Ia menyebut, koordinasi KPK dengan lembaga lain seperti Mabes Polri, Interpol, KBRI di Thailand, Kepolisian Royal Thailand, Pengadilan Thailand, Direktorat Jenderal Imigrasi menjadi faktor keberhasilan ini.
"Langkah sistemik dan sinerjik KPK dengan pemerintah, maka KBRI di Thailand meneruskan ke pihak kepolisian di Thailand. Lalu mereka mencari ibu NN. Pada Rabu ditemukan," terang Busyro yang malam itu mengenakan baju batik lengan panjang.
Dalam pelariannya selama dua tahun ini, Nunun Nurbaetie menggunakan paspor lamanya yang sudah dicabut oleh pihak imigrasi.
"Nunun Nurbaetie Daradjatun, tertulisnya nama yang bersangkutan," ujar Chandra.
Menurut Chandra, sejak istri bekas Wakapolri Komjen Pol (Purn) Adang Daradjatun itu ditetapkan tersangka dan dicegah tangkal ke luar negeri, paspornya sudah dicabut.
Paspor ini, kata Chandra, yang disita petugas KPK dari Nunun setelah diserahkan dari Kepolisian Royal Thailand ke KPK di atas pesawat Garuda.
Saat ini, kata Chandra, penyidik masih harus meneliti paspor Nunun yang berwarna cokelat itu.
Pasalnya, banyak lembaran dalam paspor yang menunjukkan ke mana saja tersangka dugaan suap cek pelawat pemilihan Deputi Senior Gubernur Bank Indonesia Miranda Gultom itu, melancong.
Salah satu negara yang pernah dituju adalah Kamboja.
Nunun dipastikan ditangkap pihak kepolisian setempat di rumah kontrakannya di Bangkok, pada Rabu.
Hanya saja Chandra enggan menjelaskan apakah saat penangkapan tersebut ada perlawanan atau tidak. Menyusul informasi yang menyebut bahwa selama pelarian, Nunun dilindungi kekuatan besar.