Laporan Wartawan Tribun Jogja, M Nur Huda
TRIBUNNEWS.COM, MAGELANG - Menteri BUMN Dahlan Iskan mengunjungi SMK Muhammadiyah 2 Borobudur Magelang, untuk melihat langsung pembuatan mobil Esemka yang telah diproduksi sejak 2009 itu, Jumat (13/1/2012).
Sesampai di sekolah yang Kamis (12/1/2012) kemarin juga dikunjungi Ketua Umum PP Muhammadiyah Dien Syamsudin, Dahlan langsung melihat-lihat mobil-mobil karya siswa yang diparkir di halaman sekolah. Ia mulai membuka kap mobil dan melihat komponen mesin satu persatu.
Didampingi Kepala Sekolah SMK Muhammadiyah 2 Borobudur Magelang, Yitno, ia yang datang dengan memakai kemeja putih, bercelana hitam, dan bersepatu kets putih itu terlihat bersemangat saat diperlihatkan alat cetakan sasis, gudang engine, ruang produksi, dan bengkel milik sekolah yang sedang melakukan pengerjaan pemesana bus panggung.
"Ini adalah sarana pendidikan dan pembelajaran, jangan diemosionalkan produk dan sebuah industri, nanti tidak proporsional," katanya seusai meninjau langsung perakitan dan pembuatan mobil, sekaligus ia juga mencoba mendriver mobil SUV Sang Surya warna hitam di lapangan sekolah ini.
Dahlan mengatakan, sebenarnya anak-anak SMK sangat terampil, namun mobil nasional (mobnas) jangan terlebih dahulu dijadikan nilai komersil. Nanti kalau sudah sangat terampil baru dipersilakan.
Menurutnya, di Indonesia struktur masyarakatnya perlu diubah. Sekarang ini, katanya, prosentase yang bergerak di bidang teknik terlalu rendah. Padahal di negara-negara maju struktur masyarakatnya prosentase yang bergerak di bidang teknik bisa sampai 25 persen. "Kita baru sekitar 12 hingga 15 persen," ujarnya.
Maka, lanjutnya, langkah pemerintah melalui Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan untuk mengembangkan program seperti ini dinilai mampu membuat daya tarik dan ketrampilan bidang teknik yang luar biasabagi masyarakat.
"Sehingga nanti orientasi masyarakat bisa berubah, dari orientasi yang hanya sosial dan politik ke orietasi teknik. Karena kalau masyarakat hanyatertarik di bidang politik, nanti negara ini tidak maju-maju, ribut saja begitu," katanya.
Dahlan kembali menegaskan, mobil SMK ini harus didudukkan secara proporsional, bahwa mobil ini adalah proses pembelajaran dan proses menuju struktur masyarakat menjadi presentasi teknik yang lebih besar. "Bukan dalam rangka industri atau produksi," imbuhnya.(*)