TRIBUNNEWS.COM, BOGOR - Menteri Perhubungan E.E. Mangindaan turut meninjau lokasi kecelakaan maut bus Kurnia Bhakti di Cisarua Bogor, Jawa Barat. Mangindaan menilai kecelakaan maut ini bukti ketidakseriusan saat uji kelayakan kendaraan.
"Rem blong ini bukti tidak serius saat uji kelayakan. Perusahaan bus tersebut juga harus ditanyakan. Kemudian harus ditanya juga, apa benar pengemudinya dalam kondisi fit," ujar Mangindaan, Sabtu (11/2/2012).
Senada dengan Dirjen Angkutan Darat, Mangindaan pun menilai rambu-rambu lalu-lintas di Cisarua sudah banyak yang tidak kelihatan sehingga berpotensi menimbulkan kecelakaan.
"Rambu banyak yang sudah tidak kelihatan dan pengemudi harus hati-hati mengemudikan kendaraannya. Sekarang terlalu sering terjadi kecelakaan. Memang volume kendaraan dan ruas jalan semakin tak sebanding," ucapnya.
Mengenai usulan penambahan frekuensi uji kelayakan, Mangindaan berpendapat saat uji kelayakan itu yang penting untuk datang adalah kendaraannya dan bukan buku kendaraannya. Usulan dilakukan uji kelayakan setiap sebulan sekali atau dua bulan sekali, menurutnya sedang diperinci.
"Yang penting itu pengawasan saat uji kelayakan. Jangan bukunya saja yang datang, tetapi kendaraannya tidak. Belum lama ini, bus Sumber Kencono kembali kecelakaan, sekarang ada kecelakaan bus lagi. Ini tak boleh terulang lagi," tandasnya.