Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nicolas Timothy
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pembelian pesawat Kepresidenan RI seharga Rp 825 miliar bertolak belakang dengan kenyataan yang dirasakan rakyat. Namun pembelian tersebut tetap akan dilakukan, apalagi sudah dipaparkan di Komisi II DPR RI.
"Yang lebih mengemuka sekarang ini kan adalah kesadaran akan krisis dimana-mana yang dirasakan rakyat," ujar anggota DPR RI Teguh Juwarno di Jakarta,Sabtu (11/2/2012).
Teguh menjelaskan, dana pembelian pesawat tersebut jika dialihkan ke pendidikan yang kini masih terbatas, bisa untuk beasiswa bagi pelajar. Dan itu, seharusnya menjadi prioritas ketimbang membeli pesawat kepresidenan.
"Lebih prioritas, dana itu lebih tepat untuk menjadikan generasi kita menjadi ahli yang mumpuni," kata Teguh.
Teguh menuturkan, rencana pembelian pesawat kepresidenan sudah pernah dipaparkan di Komisi II DPR RI. Jika dilihat dari segi efisiensi, memang lebih efisien dibandingkan sewa pesawat yang sama.
Meski demikian, Teguh mengungkapkan kini pembelian itu sudah tidak bisa dicegah. Ibarat nasi sudah menjadi bubur, sehingga yang bisa dilakukan DPR kini yaitu melakukan pengawasan.
"Ya mengontrol, memang keberadaan pesawat ini memberikan manfaat sebesar-besarnya untuk kepentingan negara," pungkas Teguh.