Laporan Wartawan Tribunnews.com, Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dimas (8), putra semata wayang Insan Kamil, seorang korban Sukhoi Superjet 100, yang jatuh di Gunung Salak, Rabu (9/5/2012) lalu, masih sangat terpukul karena kepergian ayahnya. Hal ini terlihat saat salah seorang keluarga Insan menunjukkan personal Massage Blackberry Messenger Dimas.
Saat ditemui di Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat I Raden Said Soekanto, Kramat Jati, Jakarta Timur keluarga Insan Kamil yang datang adalah mertua Insan, Mardijanto (72) dan adik ipar Mardijanto, Chandra (30).
"Lihat saja status BBM-nya," kata Chandra sambil menunjukkan personal message BBM Dimas kepada wartawan, Minggu (20/5/2012).
Terlihat pada profil fotonya, Dimas memasang foto ayahnya, Insan Kamil, dengan status: Ayah dmn? Ayah,@sukhoi9mei2012. Chandra terdiam, tak dapat menggambarkan betapa terpukulnya Dimas karena terus bertanya tentang nasib ayahnya.
"Ya kami juga mau meminta bantuan psikologi mengingat anak semata wayang korban sangat terpukul dan lagi kondisi anak tersebut sangat manja bahkan hubungannya lebih erat dengan ayahnya lebih daripada kakeknya. Saya bayangkan bagaimana terpukulnya anak itu. Ya secara psikologi saya ingin menanyakan baiknya perlu diberitahu sekarang atau nanti ketika dewasa," tuturnya.
BACA JUGA:
DVI Indonesia Masih Miliki Reagen