Laporan Wartawan Tribunnews.com, Adi Suhendi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Nurhuda kakak Didik Nur Yusuf wartawan majalah Angkasa yang menjadi korban jatuhnya pesawat Sukhoi Superjet 100 berharap dalam doanya agar sang adik meninggal dalam tugas masuk dalam kategori mati syahid.
Nurhuda dengan wajah menahan kesedihan mencoba merangkai kata untuk memberikan sambutan di tengah ratusan orang yang hadir di Gedung Kompas Gramedia, Jalan Panjang, Jakarta Barat, Rabu (23/5/2012).
"Assalamualaikum warahmatullah hiwabarakatuh. Kullu nafsi dzaiqotul maut. Innalillahi wainailahi Rojiun," itulah kata-kata pertama dari mulut Nurhuda mengawali kata-katanya.
Nurhuda pun menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada semua pihak yang terus memberi dukungan kepada keluarga supaya kuat menghadapi kenyataan tersebut.
"Adik kami meninggal saat melaksanakan tugas kedinasan, semoga beliau masuk dalam kategori syahid, sehingga mendapatkan surga," doa Nurhuda.
Spontan orang-orang yang ada dalam acara persemayaman tersebut mengamini doa Nurhuda.
"Alangkah bahagianya orang-orang mu'min yang menjalankan amanat dengan sebaik-baiknya. Apa yang dikerjakan adik kami meliput demo flight Sukohoi merupakan tugas mulia. Sebab itu mohon dukungan dan doa restu agar apa yang dijanjikan tersebut benar-benar menjadi kenyataan, meninggal dalam keadaan syahid karena meninggal saat tugas dan surga jaminannya," jelas Nurhuda.
Selain itu, ia pun atas nama almarhum meminta maaf apabila semasa hidup almarhum ada kesalahan, supaya langkah almarhum bisa ringan di alam kubur menuju jalan Allah.
"Dengan segala kerendahan hati, mohon dimaafkan lahir dan batin," pungkasnya.