Baca tanpa iklan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Direktur PT Bhakti Investama Hary Tanoesoedibjo, dikabarkan akan mendatangi kantor Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jumat (15/6/2012) siang. Kabar itu tersiar dari mulut kuasa hukum PT BI, Andi F Simangunsong.
"Iya (akan ke kantor KPK)," kata Andi saat dikonfirmasi wartawan.
Menurut Andi, rencananya Hary datang ke lembaga antikorupsi seusai salat Jumat. Sayangnya, Andi tak menyebut maksud kedatangan kliennya.
Sebelumnya, KPK menjadwalkan pemeriksaan para petinggi PT Bhakti Investama, beserta para jajaran stafnya, Rabu (13/6/2012).
Lembaga superbodi pimpinan Abraham Samad juga memanggil Hary Tanoe. Dua direktur lainnya dalam perusahaan itu, yakni Darma Putra dan Wandhy Wira Riady, serta dua staf finansial, Maya dan Lany, pun ikut dipanggil.
Namun, Hary Tanoe dan anak buahnya tak menghadiri pemeriksaan. Ia berdalih lantaran surat pemanggilan belum sampai ke tangannya. Hal itu dikatakan Hary Tanoe saat menggelar jumpa pers di kantornya di MNC Tower pada hari yang sama.
Dalam jumpa pers tersebut, Hary menggandeng kuasa hukumnya yang baru, yakni Yusril Ihza Mahendra.
Kasus ini berawal ketika KPK menangkap Kasie Pelayanan dan Konsultasi Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Sidoarjo Tommy Hendratno; dan James Gunarjo, pegawai PT Agis, saat sedang melakukan transaksi suap restitusi pajak.
Tommy, James, serta ayah Tommy, tertangkap basah saat melakukan transaksi pajak di sebuah warung makan di Tebet, Jakarta Selatan.
Saat penangkapan, KPK juga menyita barang bukti berupa uang tunai Rp 280 juta lebih di dalam kantung tas warna hitam. Diduga, total nilai suap dalam kasus ini sebesar Rp 340 juta.
KPK menetapkan Tommy dan James sebagai tersangka. Keduanya langsung ditahan di Mapolda Metro Jaya dan Mapolres Jakarta Timur.
KPK juga mencekal Antonius Z Tonbeng, Komisaris PT Bhakti Investama; serta Hendy Anuranto, ayah Tommy. (*)
BACA JUGA