TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menko Perekenomian Hatta Radjasa merasa yakin bahwa penjelasan Presiden SBY pada Rabu (15/8) malam, tentang rapat 9 Oktober 2008 adalah kenyataan yang sebenarnya.
"Saya kira apa yang disampaikan Presiden tadi malam adalah fakta," ujar Hatta sebelum mengikuti Rapat Paripurna DPR di komplek DPR, Jakarta, Kamis (16/8/2012).
Sebagaimana yang ditangkap dari pidato Presiden malam tadi, Hatta menyatakan bahwa pertemuan Presiden pada 9 Oktober 2008 adalah rangkaian dari pertemuan-pertemuan yang terjadi pada seluruh stakeholder guna menjelaskan adanya ancaman krisis dunia.
"Itu bukan presiden pribadi, ini menyangkut apa yang diselenggarakan pemerintah dalam merespon situasi krisis. Jadi, (Presiden) menyampaikan fakta yang ada," ujar Hatta yang juga Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) itu.
Sebelumnya Presiden SBY dan para pembantunya angkat bicara setelah mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Antasari Azhar mengungkap adanya pertemuan di kantor Presiden pada 9 Oktober 2008. Antasari menyatakan pertemuan itu menjadi skenario awal penggelontoran dana talangan (bailout) Rp 6,7 triliun ke Bank Cenutry.
Namun, Rabu (15/8) malam, Presiden bersumpah bahwa pemberitaan itu tidak benar. Ia menyatakan rapat itu adalah konsultasi dirinya selaku presiden dengan auditor dan penegak hukum atas adanya ancaman krisis ekonomi dunia.
(Abdul Qodir)
baca juga:
- Teken Surat Pernyataan, PSK Dupak Pulang Kampung
- 300 Pedagang Mi Rebus Mudik Gratis Bersama Indofood
- Antisipasi Lonjakan Trafik Indosat Gunakan Command Center
- Foke Berangkatkan Pemudik Jokowi yang Menerima