TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Posko gabungan di Bulungan yang terdiri beberapa unsur, termasuk kepolisian, akan dioptimalkan menyusul terus terjadi tawuran siswa SMA 6 dan 70 Jakarta.
Hal itu salah satu kesimpulan yang disepakati dalam pertemuan antara kepolisian, perwakilan sekolah, Pemprov DKI Jakarta, dan Dinas Pendidikan, di Mapolrestro Jaksel, Selasa (25/9/2012).
Menurut Wahyu, pos gabungan itu sudah dibentuk sejak awal 2012 di Bulungan dan sampai saat ini masih aktif. Namun, karena terjadi tawuran yang mengakibatkan korban jiwa, maka pos tersebut lebih dioptimalkan. "Nanti ada beberapa unsur yang akan bergabung melakukan pengamanan di pos tersebut bersama dengan kami," ujarnya.
Menurutnya, pos tersebut bukan pos satpam. "Itu pos gabungan, di dalamnya termasuk polisi," katanya.
Wahyu membantah bila kepolisian kecolongan lantaran sudah ada pos gabungan itu sejak 2012. "Kebobolan apa, enggak ada kebobolan,"ucap Wahyu.
Seusai pertemuan di Mapolres, Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Atas Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Totok Suprayitno, mengungkapkan bahwa posko penjagaan di Bulungan itu didirikan oleh pihak Kecamatan Kebayoran Baru pada awal tahun lalu, namun hanya bertahan dua bulan.
Berita Terkait: Tawuran Pelajar
- Selamatkan Anak Indonesia dari Kekerasan dan Anarki
- Siswa Sering Tawuran, SMA 6 dan 70 Rekonsiliasi
- Ilmu Bela Diri Bisa Cegah Tawuran Pelajar
- Angel Pieters Minta Pelajar Ingat Cucuran Keringat Orangtua
- Polda dan Polres Jaksel Tak Kompak Tetapkan Tersangka FR
- FR Sering Tawuran dan Dua Kali Tinggal Kelas