TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA--Partai Demokrat meminta tawuran yang terjadi sejak lama untuk dihentikan. Apalagi, kejadian tawuran pada pekan ini mengakibatkan pelajar meninggal dunia.
"Tawuran ataupun bullying ada sejak lama inilah saatnya di stop total," kata Ketua Fraksi Demokrat, Nurhayati Ali Assegaf di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (27/9/2012).
Nurhayati mengatakan anaknya sempat menjadi korban bullying saat duduk di bangku SMP. Semenjak itu, ia menerapkan pengawasan melekat hingga lulus SMA.
"Alhamdulillah kejadian itu tidak pernah terulang kepada adik-adiknya," katanya.
Menurut Nurhayati, peran orang tua, guru dan kepala sekolah sangat penting dalam mencegah terjadinya tawuran. Kenakalan remaja hingga menelan korban jiwa, kata Nurhayati tidak sesuai dengan Pancasila dan UUD NKRI 1945.
"Pemda melalui dinas pendidikan harus membuat peraturan yang jelas mengenai sistem penerimaan siswa, sehingga tidak menimbulkan kecemburuan sosial. Dari ajang gagah-gagahan sampai mencari jati diri untuk menarik perhatian orang tua maupun guru maupun teman menjadi penyebab utama terjadinya tawuran," tuturnya.
Ia pun berharap agar kepolisian dapat menangkap pelaku pembunuhan dan dihukum agar menimbulkan efek jera.
"Karena menjadi kewajiban orang tualah untuk menjaga dan meyelamatkan anak-anaknya dari kejahatan siapapun," imbuhnya.
- Ratusan Siswa Antar Jenazah Deni Januar ke Pemakaman
- Mendikbud Bantah Sistem Pendidikan Penyebab Tawuran
- Satgas Perlindungan Anak Kecewa Mendikbud
- Mendikbud: Kasus Tewasnya 2 Pelajar Berbeda Motif
- DPR Pertanyakan Peran Sekolah dan Aparat Cegah Tawuran
- Kepala SMA Yayasan Karya Antisipasi Aksi Balas Dendam