TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ratusan ribu buruh yang tergabung dalam Konfederasi KASBI (Kongres Aliansi Serikaat Buruh Indonesia) akan turut dalam aksi Gerakan Tiga Oktober-Mogok Umum Nasional atau Getok Monas.
Berbeda dengan aksi sebelumnya yang memusatkan aksi di Istana Negara atau Bundaran Hotel Indonesia (HI), para buruh di seluruh Indonesia yang tergabung dalam KASBI akan serentak menggelar aksi di kawasan-kawasan industri dan di sekitar perusahaan tempat mereka bekerja.
"Tuntutan kami adalah hapus sistem kerja kontrak dan outsourcing, hapus politik upah murah dan terapkan upah layak sekarang juga," kata Ketua Umum Konfederasi KASBI Nining Elitos di Kantor KASBI, Cipinang Kebembem, Jakarta Timur, Selasa (2/10/2012).
Nining mengungkapkan aksi mogok nasional ini terpaksa dilakukan lantaran pihaknya menganggap pemerintah masih saja menerapkan sistem ekonomi ekonomi neoliberalisme yang hanya berpihak pada para pemilik modal.
"Sejatinya pemerintah sama sekali mengabaikan kepentingan kaum buruh," tegas Nining.
Menurutnya kaum buruh sebagai tulang punggung nadi ekonomi negara masih mengalami penindasan dalam hubungan kerja yang lebih mirip dengan sistem perbudakan. Sistem kerja kontrak dan outsourcing membuat tenaga para buruh hanya diperas untuk menghasilkan keuntungan bagi pemodal namun masa depan kaum buruh tidak jelas.
"Modek hubungan kerja kontrak dan outsourcing sebagai bentuk baru dari sistem perbudakan modern. Cara kerja majikan ini membelenggu rasa kemanusiaan dan keadilan," kata Nining.
Sekjen Konfederasi KASBI, Abdul Rachman mengatakan pihaknya memfokuskan untuk menggelar aksi di kawasan industri lantaran aksi yang dilakukannya masih dalam bentuk peringatan.
Jika pemerintah masih tidak merespon dengan baik, pihaknya akan meluaskan aksi di pusat-pusat kota.
"Mogok nasional tidak datang bgitu saja, ada pelanggaran, mengguanakan proses hukum kepada pengusaha nakal, ini yang mengakumulasi kawan-kawan sepakat untuk gelar aksi 3 Oktober," katanya.
Klik: