TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Omih bisa jadi adalah titik kulminasi perjuangan buruh PT. Panarub Dwikarya, Tangerang.
Selain upah rapelannya yang tak dibayarkan, Omih dan kawan-kawan mengaku sering mendapat kekerasan verbal dari pihak perusahaan.
"Omih berkali-kali mengajukan cuti untuk merawat anaknya yang sakit tahun 2010. Tapi perusahaan tidak mengizinkan sampai anak Omih kehilangan nyawanya," ujar Emilia, sekjen GSBI (Gabungan Serikat Buruh Independen).
Selain itu, jika mereka tak memenuhi target, kadang mereka dimaki-maki dan dilempar sepatu ke muka mereka oleh atasan mereka.
"Kita akan mengabarkan ke seluruh dunia bahwa Adidas (pembeli sepatu produksi PT. Panarub) adalah perusahaan yang banyak melakukan pelanggaran hak normatif. Dia tidak sesuai dengan komitmennya," ujar Rudi Habedaman, Ketua umum GSBI, di kantor LBH Jakarta, Senin (2/10/2012).
"Kita akan terus menerus menekan perusahaan. Tanggal 10 September kita akan melakukan aksi besar-besaran pendudukan kembali PT Panarub," tegas Rudi.
Rudi juga mengatakan 1.300 buruh, kebanyakan wanita, siap berdemonstrasi ke Polresta Tangerang menuntut agar Omih dibebaskan.
"Hari ini kita akan langsung ke Sudirman ke kantor Adidas. Selama hak-hak kita belum dipenuhi kita tidak akan mundur," pungkasnya.
Klik: