News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Korupsi Merpati

TALG Ambil Satu Juta Dollar Amerika Milik PT Merpati

Penulis: Y Gustaman
Editor: Rachmat Hidayat
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kesaksian pengacara Lawrence Siburian setidaknya membuat jelas dugaan korupsi sejuta dollar AS yang dituduhkan kepada bekas Direktur Utama PT Merpati Nusantara Airlines, Hotasi Nababan, dan bekas General Manager Pengadaan Pesawat PT MNA Tony Sudjiarto.

Menurut Lawrence, uang ini milik Merpati yang berstatus security deposit atas kesungguhannya menyewa dua buah pesawat tipe Boeing 737-400 dan 737-500 dari Thirdstone Aircraft Leasing Group atau TALG, yang menggandeng kantor pengacara Hume & Associates.

TALG memakai uang ini untuk membuktikan keseriusannya menyewa pesawat kepada Isdover, agen pemilik pesawat sekaligus anak usaha Lehman Brothers, yang memakai jasa pemasaran Bristol Aerospaces. Sehingga urusan sewa menyewa terjadi antara TALG dan Bristol.

Singkat cerita perjanjian antara Merpati dan TALG berjalan lancar, dan disepakati dua belah pihak merujuk Lease of Aircraft Summary of Term atau LASOT. Salah satu perjanjiannya Merpati berkewajiban membayar sewa 153 ribu dollar AS perbulan, tapi belakangan dilanggar TALG.

"Merpati menolak, enggak sanggup membayar sewa di atas 153 ribu dollar AS perbulan. Menurut pihak TALG, setelah hitung-hitungan, harga yang diberikannya tak masuk harga pasar," ujar Lawrence saat bersaksi untuk Hotasi di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta Pusat, Senin (19/11/2012).

Jelas saja Merpati tak sanggup lantara harga yang diubah sepihak oleh TALG cukup besar dan melanggar LASOT. Saat itu harga yang harus dibayar Merpati perbulannya mencapai 155 dollar AS sampai 170 dollar AS. Karena eskalasi harga ini, dua pesawat tak dikirim TALG ke Merpati.

Karena pelanggaran sepihak ini membuat direksi Merpati yang dikomandoi Hotasi menolak menyewa dan meminta uang sejuta dollar AS dalam security deposit yang sudah diberikan ke TALG ditarik, dan hal itu sah sesuai perjanjian. Namun, TALG tetap tak mengembalikan uang Merpati.

Merpati lewat pengacaranya Lawrence yang mengurus proses penyewaan sejak awal, melakukan somasi terhadap TALG. Lawrence yang menggandeng pengacara AS, akhirnya menggugat secara perdata TALG dan menang di Pengadilan Distrik Columbia, Washington DC.

Pengadilan memerintahkan TALG dan Alan Messner, sebagai pemilik, membayar security deposit sejuta dollar AS berikut bunganya kepada Merpati. TALG, dianggap pengadilan ingkar janji dalam pengadaan dua pesawat komersial yang menurut perjanjian seharusnya dikirim pada 4 Februari dan 29 Maret 2007.

Alan tetap tak mau kembalikan sejuta dollar AS, dan justru menghadap ke pengadilan pailit di Chicago. Pengadilan menerima status pailit TALG yang diajukan Alan, tapi sebelum diteruskan, Merpati lewat pengacaranya di AS melakukan intervensi berdasar putusan Pengadilan Distrik Columbia.

Upaya intervensi diindahkan pengadilan pailit di Chicago, meski begitu TALG, dan Alan, tetap harus mengembalikan sejuta dollar AS ke Merpati. Sayang seribu sayang, TALG dan Alan tak bisa membayar, namun harta dan uangnya kemudian dikumpulkan sampai berjumlah tak genap lima ribu dollar AS.

Menurut Lawrence, uang ini kemudian dikirim Alan ke rekening Merpati di Indonesia berdasar putusan pengadilan. Karena pailit, Alan belum mampu membayar sisa uang sejuta dollar milik Merpati. Belakangan diketahui sejuta dollar milik Merpati, sebesar 980 ribu dollar AS dimasukkan Chief of Operating Officer Jon Cooper ke rekening pribadinya.

"Dari bukti yang ada di sidang kepailitan uang sebesar 980 ribu dollar AS, Jon Cooper pindahkan ke rekening pribadinya. Merpati sebenarnya bisa mengejar 980 dollar AS yang diambil Jon Cooper," terang Lawrence, atas dasar itu Merpati kemudian melakukan perdata juga kepada Cooper.

Sementara itu, kata Lawrence, dari sejuta dollar milik Merpati tidak ada yang mengalir ke kantong pribadi Hotasi. Lawrence haqul yakin pihaknya memiliki berkas berdus-dus yang dapat menjelaskan kemana saja aliran sejuta dollar AS milik Merpati, yakni hanya ke Cooper.

Setelah Hotasi lengser dari Dirut Merpati, diteruskan Cucu, direksi tetap setuju usulan menggugat Cooper ke Pengadilan Distrik Columbia, Washington DC. Besar harapan, Cooper mengembalikan uang 980 ribu dollar AS milik Merpati, sedangkan 20 ribu dollar AS, masuk ke kantong lawfirm Hume & Associates yang memegang security deposit.

Sebelum masuk materi gugatan, pengadilan memberi waktu mediasi semua pihak. Dalam mediasi itu, Cooper mengaku bersalah dengan memindahkan uang 980 ribu dollar AS dari sejuta dollar milik Merpati. Ia juga mengaku bersalah dan siap mengembalikan ke Merpati.

"Dia mau mengembalikan sesuai kemampuannya 5000 dollar perbulan. Hotasi bilang enggak mau. Kalau mau dua kali saja. Tapi Cooper tak sanggup. Cooper mengaku mengambil uang itu, dan bersalah. Akhirnya Hotasi dan pengacaranya meminta perkara ini ditunda dan jangan ditutup. Kami meminta pending," terang Lawrence.

Karena sejuta dollar AS ini, jaksa penuntut umum mendakwa Hotasi telah melakukan pidana korupsi dalam penyewaan dua pesawat Boeing yang mulai ditangani direksi Merpati sejak 2006. Hotasi dan Tony Sudjiarto menjerat keduanya dengan Pasal 2 ayat 1 UU tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini