News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Penembakan di Papua

Wiranto Minta Pemerintah Selesaikan Lewat Operasi Sosial

Penulis: Y Gustaman
Editor: Johnson Simanjuntak
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Wiranto

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pendekatan militer tak bakal ampuh untuk memutus akar penyerangan sipil bersenjata di Papua yang mengganggu ketertiban dan keamanan. Alih-alih menyelesaikan masalah, justru dengan pendekatan militer menambah masalah baru.

Demikian disampaikan bekas Menteri Pertahanan dan Keamanan sekaligus Panglima ABRI, Wiranto, kepada wartawan di Jakarta, Senin (25/2/2013), menanggapi penyerangan kelompok bersenjata terhadap delapan personil TNI yang sedang bertugas di Papua sampai tewas.

"Itu harus dengan operasi teritorial melalui pembinaan operasi sosial, yaitu diketuk hatinya. Agar masyarakat merasa memiliki negeri ini," ujar Wiranto usai pelincuran Hanura Digital di Gedung Pusat Perfilman Usmar Ismail, Jakarta Selatan.

Ketua Umum Partai Hanura ini menambahkan, masalah yang kerap terjadi Papua ini bukanlah perkara separatisme yang ingin mengganggu keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, melainkan masalah kesejahteraan. Inilah yang harus dilihat Pemerintah.

Persoalan kesejahteraan adalah kebutuhan dasar masyarakat. Selama persoalan ini tidak pernah mau dituntaskan, pendekatan dengan cara apa pun tak akan berhasil. Kalau operasi militer tetap ditempuh, yang ada akan jatuh banyak korban.

Wiranto tegas menolak aksi Pemerintah yang mengedepankan cara pengerahan militer untuk memerangi kelompok bersenjata di Papua. Sama saja Pemerintah melawan rakyatnya sendiri, yang dalam hal ini kerap melancarkan gangguan keamanan.

"Peristiwa kemarin itu tidak terlihat, bukan perang frontal. Jangan sampai kita mendeklarasikan peperangan. Kalau kekuatan tersembunyi menyerang, akarnya bisa jadi ketidakpuasan masyarakat," kata Wiranto.

Klik:

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini