TRIBUNNEWS.COM, BLITAR - Setelah Anas Urbaningrum dijaring sebagai tersangka kasus korupsi oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), keluarganya mengaku tidak takut terhadap adanya penelusuran harta kekayaan mantan Ketua Umum DPP Partai Demokrat itu.
Hj Sriati, ibu kandung Anas, berada di rumah anaknya, kawasan Duren Sawit. Jakarta, ketika KPK mengumumkan status hukum Anas, Jumat (22/2/2013) lalu. Nenek duabelas cucu itu tetap meyakini seluruh harta Anas diperoleh secara wajar.
Ia bahkan mempersilakan KPK menelisik harta Anas yang ada di kampung halamannya, Desa Ngaglik, Kecamatan Srengat, Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Hj Sriati yang baru kembali ke Blitar, Minggu (24/2/2013), menerima wartawan Surya (Tribun Network) di kediamannya.
Berikut petikan wawancara antara Surya dengan Hj Sriati seputar posisi Anas sebagai tersangka kasus korupsi proyek pembangunan kompleks olahraga di Hambalang, Bogor, dan harta yang dipunyai sang anak.
Bagaimana kabar ibu setelah mendampingi Mas Anas di Jakarta?
Alhamdulillah saya baik. Begitu juga Anas. Dia baik-baik saja di sana (Jakarta)
Selama tiga hari di rumah Mas Anas, ibu terus berada di sampingnya?
Ya tidaklah. Dia (Anas) sibuk dengan tamunya. Saya di kamar berdoa dan salat. Kami malah jarang berbicara.
Ada kemungkinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) akan menelisik aset milik Anas yang diduga hasil dari korupsi, termasuk yang ada di Blitar. Bagaimana pendapat Ibu?
Harta yang mana? Anak saya tidak punya harta di sini. Dapat uang dari mana dia mau beli rumah mewah?
Kalau KPK mau mengusut ya silakan saja. Usut-usuten . Arep ngusut tekan endi tho? Arep takon pamong paling yo bablas nang tegalan. Ojo dipadakno Djoko Susilo (Mau mengusut sampai mana? Kalau bertanya kepada perangkat desa, paling ditunjukkan sawah. Jangan disamakan dengan Djoko Susilo ). (Irjen Djoko Susilo adalah tersangka kasus dugaan korupsi simulator SIM).
Bagaimana dengan harta Anas di Jakarta?
Saya tidak tahu. Sejauh yang saya tahu, dia tidak punya banyak harta karena dia berangkat dari desa. Apalagi kami ini keluarga sederhana.
Apakah beberapa waktu belakangan ini Anas pernah membeli lahan, bangunan, atau mobil di Blitar?
Tidak pernah. Dia tidak punya apa-apa di sini selain tanah 500 meter persegi di sebelah rumah ini.
Kapan Anas membeli tanah itu?
Sudah belasan tahun lalu. Kira-kira 1999 saat dia masih berada di Tim 11 sebelum menjadi anggota KPU (Komisi Pemilihan Umum).
Berapa harganya dan dari mana Anas bisa membeli lahan itu?
Harganya dulu cuma Rp 6 juta. Itupun dia beli karena yang jual tetangga sendiri dan tanahnya dempet (bersebelahan) dengan rumah kami. Dia beli dari uang hasil keringatnya di Tim 11.
Selain tanah, apalagi aset yang dipunyai Mas Anas di sini?
Saya katakan dia tidak punya apa-apa. Rumah ini peninggalan orang tua, bukan milik Anas. Mobil di sini juga punya Agus (kakak Anas). Lha mosok Anas punya pabrik, ndak lah.
Apakah ibu pernah bertanya dari mana Mas Anas mendapatkan uang?
Saya tidak pernah ngorek-ngorek urusan dia. Selama di rumah, kami tidak pernah berbicara masalah politik dan yang aneh-aneh lainnya. Sama Agus (Agus Nasirudin) paling dia ngobrol masalah desa.