TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kursi jabatan ketua umum Partai Demokrat mengalami kekosongan pascamundurnya Anas Urbaningrum setelah ditetapkan dirinya sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Saat ini muncul beberapa nama yang diprediksi akan menggantikan Anas sebagai ketua umum Partai Demokrat, diantaranya Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Djoko Suyanto.
Menyikapi hal tersebut, Djoko Suyanto menganggap bahwa dirinya bukan kader demokrat, sehingga tidak mungkin dirinya memimpin Partai berlambang bintang Mercy tersebut.
"Saya bukan kader Demokrat, saya bukan orang Demokrat, tidak boleh," ungkap Djoko Suyanto saat ditemui di Hotel Ambhara, Jakarta Selatan, Rabu (27/2/2013).
Djoko menegaskan saat ini dirinya hanya berkonsentrasi bekerja sebagai Menkopolhukan sampai masa jabatannya selesai 2014 mendatang. Ia tidak mau dipusingkan dengan disebut-sebut namanya akan maju menggantikan Anas di Demokrat.
"Jangan saya, kalau tanya pendapat saya. Ketua umum harus dari kader. Saya masih akan konsentrasi tugas. Bidang Polhukam itu berat. Kalau saya tidak konsen di bidang itu, maka tugas (Menkopolhukan) itulah yang harus saya laksanakan," ungkap Djoko sambil meninggalkan kerumunan wartawan.
Sejumlah nama bermunculan yang dianggap cocok untuk menggantikan Anas, diantaranya Anggota Dewan Pembina Demokrat Hayono Isman dan Gubernur Jawa Timur Soekarwo yang tak lain juga anggota Dewan Pembina Demokrat.
Kemudian ada Agus Hermanto, politisi senior Demokrat yang kini Ketua Komisi X DPR punya peluang jadi ketua umum Demokrat. Agus dikenal sosok yang santun, bersahaja, dan diterima baik di kalangan internal Demokrat. Kemudian nama Edhie Baskoro Yudhoyono pun masuk dalam bursa kandidat ketua umum Demokrat.
Kemudian dari luar Demokrat mengemuka nama Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI Pramono Edhie serta Menko Polhukam Djoko Suyanto.
Klik: