TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wartawan Senior Budiarto Shambazy menegaskan pemberitaan dua kubu Partai Demokrat, antara Anas Urbaningrum dengan SBY, sama sekali tidak mendidik masyarakat.
Baz, sapaan akrabnya, malah menyentil jika pemberitaan media akhir-akhir ini menjurus kepada berita tanpa nilai.
"Yang saya ingin himbau kepada wartawan, peperangan dua kubu ini tidak mendidik untuk diberitakan. Kalau hanya memberitakan apa yang terjadi di rumah Anas, di rumah SBY, jenuh. Kecuali Anas datang ke KPK Itu baru berita," sentil Baz dalam diskusi bertajuk 'Efek Anas Makin Panas', di Cikin, Jakarta, Sabtu (2/3/2013).
Menurut Baz, media boleh memberitakan apa yang terjadi di rumah Anas di Duren Sawit, dan di rumah SBY di Cikeas. Namun bukan lagi menjadi headline (berita utama). Hanya menjadi kolom kecil.
"Belakangan ini banyak pembaca marah. (Berita Anas) Tetap penting tapi bukan sebagai etalase. Kecuali Anas datang ke kantor KPK menjadi wistler blower (peniup peluit). Ini yang kita tunggu," terang wartawan harian Kompas itu.
Baz kembali mengharapkan agar media bijak dalam memberitakan peristiwa Anas dan SBY. Media sangat memegang peranan sentral karena masyarakat sudah tidak memiliki lembaga yang bisa dipercaya.
"Kalau lihat dari kaca mata media, sekarang ini terjadi krisis moral. Tetapi masyarakat tidak tahu mau kemana. Tidak ada tokoh yang bisa dipercaya lagi kecuali media. Makanya media harus hati-hati. Saya himbau semestinya media lebih menahan diri dalam pemberitaan (Anas dan SBY)," katanya.
Klik:
- Keluarga Cendana Dioramakan Sejarah Perjalanan Hidup Soeharto
- Inflasi Kota Yogya Capai 0,93 Persen
- TNI - AD Tandatangani Nota Kerjasama Dengan Sido