TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Calon Gubernur Jawa Barat 2013-2018 Rieke Diah Pitaloka mengaku sangat terpukul mendengar kesaksian para saksi di persidangan Perselisihan Pemilukada Jawa Barat di Mahkamah Konsitusi (MK), Selasa (19/3/2013).
Rieke terkejut mendengar keterangan guru-guru yang mendidik generasi penerus bangsa terlibat dalam praktik kotor yakni politik uang.
"Coba kita bayangkan kita sedang melawan korupsi. Tapi politik uang itu masuk ke dalam organisasi guru. Kalau guru sudah terlibat dalam politik uang seperti ini saya betul-betul terpukul sebenarnya," ujar Rieke saat ditemui usai sidang kedua.
Politikus PDI Perjuangan itu mengaku heran guru-guru tersebut menerima saja duit yang diberikan tanpa mempertanyakan sumbernya darimana dan digunakan untuk apa.
"Apakah tidak bertanya uang itu darimana dan untuk kepentingan apa diberikan," sesalnya.
Padahal, lanjut Rieke, sebelumnya mereka sudah pernah bertemu dengan guru-guru honorer mengenai program-programnya jika terpilih.
"Tapi kami tidak bisa kasih uang. Tapi mereka memilih (Aher-Deddy) hanya karena dikasih uang Rp 150.000," kata Rieke.
Sebelumnya, saksi yang dihadirkan kuasa hukum Rieke-Teten mengaku mereka diberi uang Rp 150.000 untuk memilih pasangan nomor urut empat. Beberapa saksi tersebut berstatus guru honorer.
Klik: