TRIBUNNEWS.COM, QUITO - Wakil Ketua DPR Pramono Anung mengingatkan agar Presiden SBY melakukan tindakan tegas terhadap para pelaku, diduga oknum aparat yang melakukan penyerangan terhadap Lembaga Pemasyarakatan Cebongan, Sleman Jawa Tengah.
Dijelaskan, rentetan pewristiwa yang terjadi, terlihat adanya ketidakpuasan insitusi negara terhapa institusi lainnya.
Kejadian yang terjadi, ketika oknum TNI yang belum melakukan pendewasaan. Dan apapun, negara harus bersikap tegas dalam peristiwa ini," kata Pramono Anung disela-sela The 12th Inter-Parliamentary Union (IPU) Assembly And Related Meetings di Quito, Equador, Senin (25/3/2013).
Dijelaskan, berbagai kasus kekerasan yang melibatkan institusi negara baik sebagai pelaku maupun korban seperti kasus penyerangan Polres OKU di Sumatera Selatan beberapa waktu lalu, serta kasus penyerangan Lapas di Sleman, Yogyakarta yang diduga kuat dilakukan aparat TNI merupakan ancaman serius bagi demokrasi.
Kasus seperti ini menurutnya tidak bisa lagi dibiarkan dan harus ada yang bertanggung jawab.
“Ini bukan masalah kecil, ini masalah serius bagi kehidupan bernegara dan berdemokrasi. Kasus ini harus segera diselesaikan dan harus ada yang bisa mempertanggungjawabkannya dan tidak lagi dibiarkan sehingga terus terjadi. Upaya menyelesaikan persoalan dengan kekerasan itu sama saja dengan sikap anti demokrasi,” tegasnya.
Pramono kemudian mengkritik pernyataan Pangdam Diponogoro Mayjen TNI Hardiono Saroso yang selalu membantah keterlibatan anggota TNI AD dalam kasus penyerangan yang menyebabkan tewasnya 4 tahanan.
Menurutnya, hal itu adalah bentuk ketidaklegowoan seorang yang memiliki tanggungjawab terhadap persoalan yang dihadapinya.
“Saya juga melihat pernyataan-pernyataan dari Menkopolkam harusnya bisa lebih tegas dan tidak hanya mengeluarkan pernyataan-pernyataan normatif. Pernyataan Menkopolkam bahwa dia menyayangkan peristiwa ini dan pelakunya akan diproses dengan hukum seperti tidak memberikan empati terhadap para korban," kritik Pramono.
"Harusnya negara bisa lebih tegas menindak para pelaku,” tambahnya.
Mengenai tidak adanya perlawanan dari pihak lapas yang juga dipersenjatai untuk melindungi tahanan dari para pelaku penyerangan, Pram sapaan Pramono mengatakan, mungkin petugas lapas melawan.
”Kalau yang menyerang pasukan terlatih tidak bisa disalahkan jika petugas lapas tidak mengambil tindakan pembelaan ketika terjadi penyerangan.Mereka tentunya juga tidak mau konyol,” tegasnya.