TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komisaris Polisi Novel Baswedan punya kiat khusus menghadapi perkara-perkara korupsi yang melibatkan para petinggi Polri yang jabatannya lebih tinggi darinya.
Termasuk, mantan atasannya yang kini terjerat dalam perkara dugaan korupsi Simulator SIM di Korlantas Polri dan dugaan Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) Irjen Pol Djoko Susilo.
Dalam diskusi media yang bertajuk "Peningkatan Kapasitas Media Dalam Pemberantasan Korupsi" dia mengungkapkan sedikit rahasianya.
Salah seorang satgas tim penyidik yang menangani perkara Jenderal Susilo ini mengatakan untuk bisa melakukan pemeriksaan dalam penyidikan itu, dia selalu berpatokan pada hukum.
Artinya, terang dia, apabila memang pada kenyataannya mutlak ditemukan dua alat bukti yang cukup untuk menjerat seseorang, termasuk Jenderal bintang dua itu maka tak akan ada keraguan maupun ketakutan untuk melakukan penyidikan.
"Saya kira dalam hal pidana dan ada bukti-bukti yang cukup maka siapapun harus ditindak. Artinya tidak boleh dipandang sebagai kawan dekat. Saya tidak boleh bilang dekat. Itu harus tega. Tentunya penegak hukum harus berfikir demikian. Itu yang menjadi tolak ukur," kata Novel di auditorium KPK, Jakarta, Selasa (26/3/2013).
Selain itu, kata Kompol Novel, kiat lain yang dilakukannya adalah beribadah. Kenapa begitu, terangnya, dengan beribadah, maka tidak akan ada yang ditakuti dalam menjalankan tugas melakukan pemberantasan korupsi.
"Jadinya takut cuma sama Tuhan," kata Novel Baswedan.
Kiat Kompol Novel Tangani Kasus Petinggi Polri
Penulis: Edwin Firdaus
Editor: Johnson Simanjuntak
AA
Text Sizes
Medium
Large
Larger