Laporan Wartawan Tribunnews.com, Hasanuddin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA
Syofwatillah Mohzaib alias Opat tak kuasa menahan tangis ketika dituduh hendak melawan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat SBY dari tindakannya mengumpulkan 99 ketua DPC Demokrat di Ancol dan membelikan tiket untuk mereka ke Bali, menghadiri KLB.
Opat adalah anak angkat Marzuki Alie dan kini menjadi Anggota DPR RI Komisi VIII.
"Bapak saya kok difitnah begini. Saya sedih. Bapak saya yang berniat baik untuk Demokrat, untuk Pak SBY kok jadi difitnah," ujar Opat dalam sebuah talk show sebuah stasiun televisi swasta, Rabu (27/3/2013), malam.
Menurut Opat acara di Ancol bukan untuk kumpul-kumpul galang kekuatan menjelang KLB. Dia hanya sebatas menyediakan hotel karena banyak DPC yang mau berangkat ke Bali tetapi kehabisan tiket pesawat.
"Kami hanya menyediakan tempat transit bagi DPC. Saya kan dari dulu akrab dengan DPC-DPC, apalagi Pak MA (lebih akrab). Pak Marzuki sejak menjadi Sekjen DPP selalu komunikasi dengan DPC," ujarnya.
Kata Opat, tindakannya ini tidak ilegal. Acara di Ancol dia laporkan langsung ke Sekjen Demorkat yang juga putra SBY, Edhie Baskoro Yudhoyono.
"Saya BBM juga Mas Ibas. Saya sudah laporkan. Kok jadi begitu?" kata Opat.
Sebelumnya, kepada Tribunnews.com, Opat bersumpah kepada Allah SWT dia bekerja untuk SBY dan Demokrat.
"Yang jelas Saya bersumpah DEMI ALLAH ! Wallahi Billahi Lillahi ! Saya bekerja untuk SBY & demi PD (Partai Demokrat). Dengan izin pak MA (Marzuki Alie," kata Opat ketika dikonfirmasi oleh Tribunnews.com melalui pesan singkat (SMS), Rabu (27/3/2013).
Sebelumnya ketika dikonfirmasi Tribunnews.com, Selasa (26/3/2013), malam, Marzuki Alie mengakui niatnya hanya membantu kader Demokrat yang kesulitan.
"Saya selalu membantu kader yang kesulitan, sejak dulu," kata Marzuki.
Menurut dia, yang mengerjakan itu semua bukanlah Tim Sukses nya melainkan hanya diurus anak angkatnya Pak Opat. "Ini karena pesawat ke Bali sulit, datang ratusan orang saat bersamaan (susah mendapatkan tiket pesawat)," kata Marzuki.
Marzuki Alie belakangan ini disebut kandidat kuat calon ketua umum Demokrat di luar calon yang pilihan SBY. Ini membuat sejumlah kalangan melihat seperti apa manuver politik Marzuki menjelang KLB Demokrat untuk memilih ketua umum Demokrat yang baru.