TRIBUNNEWS.COM, BALI - Sejumlah elite Partai Demokrat (PD) pendukung Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), tak memedulikan hasil survei yang menunjukkan publik menolak sang kepala negara menjadi ketua umum partai.
Sekretaris Majelis Tinggi PD Jero Wacik, tidak memercayai hasil survei tersebut. Alasannya, ada sebagian publik lain yang justru menginginkan SBY menjadi Ketua Umum PD.
"Tapi, publik lain mengatakan mereka senang kalau Pak SBY yang jadi ketua umum," kata Jero di sela inspeksi persiapan Kongres Luar Biasa (KLB) PD di Hotel Inna Grand Bali Beach, Sanur, Bali, Jumat (29/3/2013).
Wacik yang juga Menteri ESDM menuturkan, banyak warga yang merasa senang PD dipimpin SBY. Sebab, SBY dinilai mampu menyelamatkan melorotnya elektabilitas partai.
Hasil survei Lembaga Survei Nasional (LSN) yang dilansir di Jakarta pada Jumat (29/3/2013), menunjukkan sebanyak 77,4 persen dari 1.230 responden menolak SBY menjadi Ketua Umum PD.
Alasannya, SBY selaku presiden harus lebih fokus mengurus tugas-tugas kenegaraan. SBY juga dinilai tak konsisten dengan sikapnya, yang pernah menegur menterinya karena kurang fokus pada tugas kementerian, dan itu berpotensi menghambat kaderisasi kepemimpinan di internal PD.
Selain itu, jika SBY selaku kepala negara menjabat ketua umum partai, maka akan menciderai prinsip-prinsip demokrasi.
Rencananya, Partai Demokrat menggelar KLB di Bali pada 30-31 Maret 2013. Kongres terpaksa dilakukan PD, karena Anas Urbaningrum menyatakan berhenti dari posisi ketua umum partai, setelah KPK menetapkannya menjadi tersangka kasus dugaan korupsi proyek Hambalang.
Wakil Bendahara Umum PD Mirwan Amir, yang semula dikenal sebagai loyalis Anas, mengatakan bahwa saat ini PD tidak memikirkan hasil survei. Sebab, saat ini PD hanya berusaha mendongkrak elektabilitas partai.
"Kan kami bukan mikirin survei. Ngapain kami mikirin, kalau elektabiitas makin naik, buat apa peduli pengamat," cetus Mirwan.
Secara pribadi, Mirwan mengaku tak mempercayai hasil survei. Sebab, hasil survei dari satu lembaga dan lembaga survei lain kerap berbeda. (*)