Tribunnews.com, Depok - Penangkapan bos AHRS Asep Hendro di bengkel miliknya di kawasan Sukmajaya, Depok, sempat membuat karyawan bengkel panik dan ketakutan.
Hal tersebut diungkapkan oleh salah seorang karyawan yang bernama Endang, ia sendiri pada saat kejadian tengah tidak berada di kantor tapi dari keterangan rekan-rekannya pada saat penangkapan karyawan sempat panik.
"Proses penangkapannya sih kurang tahu, tapi katanya karyawan pada panik dan bingung, karena tiba-tiba," tuturnya kepada wartawan, Rabu (10/4/2013).
Penangkapannya dilakukan kemarin sore di bengkelnya. Pada saat itu, Asep masih bekerja di bengkelnya ditangkap karena penangkapan dilakukan pada saat jam kerja.
"Saya belum ketemu bapak lagi, dapat kabar dari karyawan lain kalau ditangkap kemarin sore, ditangkepnya disini, jam 5-an," tukasnya.
Seperti diketahui, KPK menangkap tangan bos Asep Hendro Racing Sport (AHRS), Asep Hendro (AH) karena diduga terlibat praktek penyuapan dengan Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) pada Kantor Pajak Wilayah Jakarta, Pargono Riyadi (PR), Selasa (9/4/2013) sore kemarin. Dia ditangkap lantaran diduga terlibat kasus dugaan suap pengurusan pajak pribadi.
Bersama Asep, KPK juga menangkap Pegawai Ditjen Pajak, Pragono Riyadi serta seorang swasta, Rukimin Tjahyono.
"Ketiganya kini tengah menjalani pemeriksaan intensif KPK," kata Juru Bicara KPK Johan Budi di kantornya, Jakarta, Selasa malam.
Dalam penangkapan yang terjadi di dua tempat itu, KPK juga mengamankan sejumlah uang. Saat ini terang Johan masih dilakukan penghitungan.
"AH ditangkap di rumah yang merangkap kantor di Jalan Tole Iskandar, Depok. Sementara PR dan RT di tangkap di Stasiun Gambir tepatnya di Pintu Selatan. Uang diamankan saat emangkap PR dan RT," kata Johan.