TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Partai Kedaulatan Bangsa Indonesia Baru (PKBIB), Zannuba Ariffah Chafsoh atau Yenny Wahid melarang pendukungnya untuk bergabung dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Namun, larangan itu ternyata tidak dipatuhi oleh pendukungnya.
"Ternyata larangan Yenny Wahid agar kader PKBIB tidak menjadi caleg Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) tak diindahkan. Larangan Yenny tak diikuti kader PKBIB," kata fungsionaris Partai PKB, Muhammad Toha di Gedung DPR, Jakarta, Jumat (19/4/2013).
Anggota Komisi V itu mencontohkan pengurus PKBIB Kabupaten Klaten, Hisyam malah mendaftarkan diri sebagai calon legislatif untuk DPR RI dari Partai PKB.
"Kader PKBIB di Klaten (Hisyam), Sragen (Arif), Solo (Khoiruddin), Boyolali (Yahya dan Masjuni) telah mendaftar jadi caleg DPRD kabupaten/kota dari PKB. Bahkan, Hisyam nyaleg untuk DPR RI dari PKB," kata anggota Komisi V DPR RI itu.
Sebelumnya, Ketua UmumĀ Partai Kedaultan Bangsa Indonesia Baru (PKBIB), Ketua Umum PKBIB Yenny Wahid, menyatakan pengikut Gus Dur, sudah mempunyai aturan main tak tertulis, yakni pantang bergabung ke Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) pimpinan Muhaimin Iskandar dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
"Banyak sekali (kader PKBIB di parpol lain). Rata-rata sudah buat ikhtihad politiknya sendiri-sendiri. Ada kesempatan di partai lain. Kami sudah buat garis, rambu-rambu, yang pentig tidak ke PKB dan PKS," kata Yenny di kantor PKBIB, Kalibata, Jakarta Selatan, Selasa (16/4/2013).
Yenny mengatakan, dirinya dan pengikut Gus Dur tidak akan bergabung ke PKB pimpinan Muhaimin saat ini, selama PKB belum mau mengakui Gus Dur sebagai ketua Dewan Syuro dan mengembalikan kehormatan Gus Dur melalui Muktamar Luar Biasa (MLB) atau mencabut hasil keputusan MLB PKB Ancol pada 2008.
"Kehormatan orang tua saya, sangat penting bagi saya. Saya berpolitik tidak cari posisi," kata Yenny.