Laporan Wartawan Tribun Jakarta, M Zulfikar
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Aktivis Aliansi Nasional Bhinneka Tunggal Ika, Nia Syarifudin menilai untuk menyelesaikan masalah intoleransi kebebasan beribadah di Indonesia cukup mudah, yaitu dengan menangkap pelaku intoleransi tersebut.
"Dengan menahan pelaku intoleransi, selesai masalah," kata Nia dalam diskusi 'Menggugat Peran Negara dalam Kebebasan Beribadah' di Menara Citicon, Jakarta, Sabtu (27/4/2013).
Nia menuturkan, dengan berkembangnya intoleransi dalam beribadah akan menimbulkan pikiran yang lebih keras. Nanti bisa menimbulkan tindakan kekerasan seperti pemboman atau kekerasan lainnya.
"Intoleransi akan berkembang ke pikiran yang lebih keras dan meningkat, seperti bom dan sebagainya," ujar Nia.
Sebelumnya, Ketua bidang III Forum Masyarakat Katolik Indonesia Keuskupan Agung Jakarta, Handoyo Budhisejati mengatakan berdasarkan survei Setara Institute tentang kekerasan yang dialami kaum minoritas, di tahun 2011 tercatat ada 244 kasus. Angka itu meningkat menjadi 264 kasus setahun berikutnya.
"Tentu masih banyak fakta dan kejadian lain yang luput dari perhatian media massa," ujarnya.