TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kasus suap impor daging yang melibatkan eks Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Lutfhi Hasan Ishaaq dan makelar proyek Ahmad Fathanah terus berlanjut. Di Pangadilan Tipikor, Jakarta, Jumat (17/5/2013), kemarin, dihadirkan dua saksi perempuan muda yang cantik dan disebut terkait dengan aliran dana dari tersangka Fathanah.
Meskipun Fathanah mengaku tidak ada kaitan kasusnya dengan PKS namun sejumlah pihak tetap yakin masalah itu terkait dengan PKS.
Pengamat Politik dari Universitas Indonesia (UI) Iberamsjah mengatakan masyarakat memiliki logika pembenaran tersendiri atas kasus yang lagi heboh itu. "PKS mau bela diri mati-matian tidak ada gunanya, tidak ngaruh juga,' kata Iberamsjah ketika dikonfirmasi, Sabtu (18/5/2013).
Menurut dia masyarakat, terutama pemilih pada Pemilu 2014 nanti, memiliki intuisi dan perasaan serta pemahaman yang cukup untuk mengidentifikasi mana partai politik yang bobrok.
'Kalau pun PKS mengaku tidak ada kaitan dengan partainya maka jawaban saya di dunia ini tidak ada maling yang ngaku. Masyarakat sudah tahu dan pintar soal ini," kata dia.
Dikatakan dengan begitu banyak masalah yang mendera partai politik tidak hanya PKS namun partai politik lain seperti Golkar dan Demokrat maka Iberamsjah khawatir pada Pemilu 2014 nanti apatisme politik masyarakat akan tambah besar. "Golput akan bertambah banyak," kata dia.
Golkar sebelumnya dikaitkan dengan kasus dugaan korupsi pengadaan Al Quran karena anggotanya di DPR terlibat. Sementara Demokrat kadernya terkait dengan sejumlah kasus Wisma Sea Games dan korupsi Hambalang.