TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Lukman Hakim Saifuddin, Wakil Ketua MPR RI menilai adalah kurang tepat kicauan Sekretaris Kabinet Dipo Alam, menanggapi protes rohaniawan Romo Franz Magnis Suseno di akun Twitternya, akun @dipoalam49.
Menurut Wakil Ketua Umum DPP PPP ini, seharusnya Dipo Alam sebagai pejabat negara bisa menahan diri untuk tidak menyampaikan pernyataan yang bisa menimbulkan sentimen dan mendiskreditkan kelompok tertentu.
Bercermin pada hal itu, menurutnya, adalah lebih arif lagi bijak, jika masing-masing pihak termasuk pemerintah bisa menahan diri untuk tidak menyampaikan pernyataan-pernyataan yang bisa mengundang sentimen atau hal-hal kemudian yang bisa menimbulkan konflik.
"Persoalan bangsa ini banyak kompleks. Masing-masing pemerintahan juga menghadapi persoalan yang cukup rumit. Masyarakat juga. Dan perbedaan-perbedaan itu sesuatu yang lumrah dan wajar kemudian terjadi dalam mencari solusi," ujar dia usai menghadiri HUT Ke-10 Forum Silaturahmi Anak Bangsa di Gedung MPR RI, Jakarta, Sabtu (25/5/2013).
"Oleh karenanya memang, yang harus lebih di kedepankan adalah masing-masing pihak yang berbeda itu kemudian saling memiliki toleransi. Bisa memahami apa latar belakang perbedaan-perbedaan itu. Tanpa harus memberikan pernyataan-pernyataan yang bernada provokatif," tambahnya.
Dia menenggarai, kesalahpahaman atau mis-komunikasi menjadi pemicu lahirnya kicauan Dipo Alam di akun twitter. Tidak ada motif dan maksud lain.
"Harusnya dilihat konteksnya. Romo juga harus dihargai beliau. Mungkin pak Dipo melihat Romo juga mengatasnamakan umat beragama Katolik. Sehingga kemudian, disalahpahami. Jadi ini lebih pada mis-komunikasi, kesalahpahaman," jelasnya.
"Saya yakin beliau-beliau, Romo Frans Magnis dan Pak Dipo memiliki perhantian penuh kepada bangsa ini. Hanya mis-komunikasi saja," sambungnya.
Lebih lanjut, dia berharap kejadian seperti ini tidak terjadi kembali di kemudian hari.
Selain itu, dia juga meminta semua pihak untuk bisa menahan diri dan tidak mudah dikomporin karena peristiwa ini. Semua elemen bangsa harus bisa mengedepankan nilai-nilai Pancasila, yang Bhinneka Tunggal Ika, dan mencintai perdamaian dan Persatuan.
"Saya berharap hal-hal seperti itu tidak disikapi apalagi dikomporin oleh yang lain. Jadi masing-masing kita harus bisa menahan diri," pesannya.
Dalam akun Twitternya, @dipoalam49, Dipo menilai surat terbuka Franz Magnis Suseno kepada Appeal of Conscience Foundation (ACF) --lembaga yang akan memberikan penghargaan World Stateman Award kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono-- tak akurat. Dia misalnya berkicau, "Masalah khilafiyah antar umat Islam di Indonesia begitu banyak, jangan dibesarkan oleh yang non-Muslim, seolah simpati minoritas diabaikan."
Dipo mentwit soal polemik pemberian penghargaan bergengsi ini pada SBY sejak Selasa 21 Mei 2013 lalu. Twit terakhirnya adalah tiga jam lalu. Ada sekitar 12 kicauan Dipo di media sosial tentang topik ini.
Twit yang paling banyak dibicarakan adalah ketika Dipo menegaskan, "Umaro, ulama dan umat Islam di Indonesia secara umum sudah baik, mari lihat kedepan, tidak baik pimpinannya dicerca oleh yang non-muslim FMS."