TRIBUNNEWS.COM – Sebelum menembuskan napas terakhirnya, Taufiq Kiemas memberi pesan khusus. Politisi senior PDI Perjuangan, Pramono Anung, yang ikut mendampingi detik-detik akhir Kiemas di Singapura mengungkapkan, di saat-saat terakhir hidupnya, Taufiq Kiemas meminta semua pihak mewujudkan perdamaian.
Saat itu Kiemas didampingi Megawati Soekarnoputri, putra-putri dan cucu-cucunya di rumah sakit Singapura. "Beliau sampaikan bahwa kita harus bisa berdamai dengan semua orang, termasuk dengan pemerintahan yang ada," beber Pramono.
Pramono yang menjabat Wakil Ketua DPR ini, juga mengaku sering dinasihati Kiemas agar DPR tak selalu berbeda dengan pemerintah. "Beliau ini karakternya selalu mengajak damai, duduk bersama," katanya.
Kiemas yang mulai masuk RS Singapura, 4 Juni lalu, akhirnya kritis dan mengembuskan napas terkahirnya, Sabtu (8/6/2013) petang. Taufiq Kiemas dibawa ke Singapura karena merasa kecapaian setelah mendampingi Wapres Boediono meresmikan Monumen Bung Karno dan Situs Rumah Pengasingan Bung Karno di Ende, Nusa Tenggara Timur, 1 Juni lalu, bertepan peringatan Hari Lahir Pancasila.
Kiemas meninggal pada usia ke-70 tahun. Almarhum meninggalkan seorang istri, Dyah Permata Megawati Setyawati (Megawati Soekarnoputri) dan tiga anak, Mohammad Rizki Pratama, Mohamad Prananda Prabowo, dan Puan Maharani Nakshatra Kusyala.