TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Said Salahuddin, pengamat politik dari Sinergi Masyarakat untuk Demokrasi (SIGMA) menilai, terlalu prematur Partai Hanura mengusung Ketua Umum Hanura Wiranto-Hary Tanoesoedibjo dalam Pilpres 2014.
Menurut Said, langkah itu terlalu jumawa jika dilihat dari perolehan suara Partai Hanura.
"Hanura terlalu jumawa mengusung capres dan cawapres dari internal partai. Sedangkan Presidential Treshold (PT) Hanura di bawah 20 persen," kata Said di Jakarta, Senin (1/7/2013).
Said menuturkan, pada Pemilu 2004, presiden dan wakil presiden terpilih bukan berasal dari satu partai yang sama.
Said menilai, langkah Hanura yang akan mengumumkan duet Wiranto-Hary Tanoe adalah wacana untuk mendapatkan respons masyarakat.
"Mungkin dengan adanya wacana pengusungan Wiranto-Hary Tanoe, tim dari Hanura dapat membuat kajian politis," ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, ada permintaan dari daerah yang menginginkan Wiranto-Hary Tanoe menjadi capres dan cawapres pada Pilpres 2014. Itu diungkapkan Ketua DPP Partai Hanura Saleh Husin.
"Kami melihat pasangan ini cukup ideal, serasi, dan saling menunjang serta melengkapi jika ditinjau dari berbagai sudut pandang manapun," tutur Saleh.
Dengan demikian, pihaknya akan melihat hingga Selasa (2/7/2013) besok, karena Hanura masih dalam pelaksanaan pembekalan caleg DPR yang dihadiri semua Ketua DPD dan pengurus BPH DPP.
"Jadi, dapat diambil keputusan untuk itu, dan kami akan mendesak agar permintaan ini dikukuhkan menjadi pasangan capres-cawapres, agar para kader di daerah dapat bekerja lebih keras guna mencapai target yang diinginkan," papar Saleh. (*)