TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi III DPR dari Fraksi PAN, Tjatur Sapto Edy mendesak Kementerian Hukum dan HAM menginvestigasi tragedi kaburnya napi dari rumah tahanan (rutan) Kelas IIA Batam, Kepulauan Riau, Rabu (17/7/2013).
Sebagaimana diketahui, setelah kasus kerusuhan di lembaga pemasyarakatan (Lapas) Tanjung Gusta, Medan, Sumatera Utara, kini tahanan rutan di Batam kabur sebanyak 11 orang.
Menurutnya, kejadian ini bisa menjadi preseden buruk bagi bangsa ini, jika tahanan Lapas terus-menerus kabur dan berulang. "Ini memalukan kalau seperti ini terjadi terus-menerus," tegas Catur, Rabu (17/7/2013).
Apalagi bila ditelisik, Lapas Batam dinilai jauh lebih bagus daripada Lapas Tanjung Gusta Medan. "Harus diinvestigasi betul oleh kementerian apa penyebabnya," katanya.
Sebelumnya diberitakan, sejumlah tahanan melarikan diri dari rumah tahanan Kelas IIA Batam, Kepulauan Riau pada Rabu (17/7/2013) pagi. Polisi dan petugas rutan sudah disebar mencari para tahanan itu.
Belum dipastikan berapa jumlah tahanan yang kabur. Pengelola rutan dan polisi tengah membahas langkah pencarian bersama Kapolda Kepulauan Riau Brigadir Jenderal Endjang Sudrajat. Sementara puluhan polisi sudah disebar mencari para tahanan yang kabur.
Para tahanan kabur dengan menjebol ruang kepala rutan. Mereka membongkar teralis dan memecahkan kaca ruang kepala rutan.