Laporan Wartawan Tribunnews.com, Adi Suhendi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sistem pengamanan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) menjadi perhatian setelah rentetan peristiwa tahanan kabur dalam jumlah cukup banyak dalam satu bulan ini.
Melihat perbandingan antara penjaga Lapas dengan jumlah tahanan atau narapidana memang tidak seimbang. Saat peristiwa kaburnya 212 tahanan dari Lapas Tanjung Gusta, Medan, Sumatera Utara, petugas Lapas yang saat itu ada cukup minim sehingga tidak bisa meredam penghuni Lapas yang jumlahnya ribuan.
Begitu juga dengan peristiwa kaburnya 12 tahanan dari Lapas Klas II Batam, saat kejadian hanya ada satu petugas Lapas sehingga dengan mudah para tahanan menyanderanya dan meminta kunci sampai akhirnya mereka kabur.
Menyikapi hal tersebut Kepolisian Republik Indonesia mengungkapkan bahwa peristiwa kaburnya tahanan dari Lapas menjadi perhatian Kapolri Jenderal Polisi Timur Pradopo.
"Pengamanan dan pengawasan ini sudah jadi atensi Kapolri, keren ini ranah atau kompetensi Kemenkumham kita lebih banyak koordinasi," kata Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri, Komisaris Besar Agus Rianto di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Kamis (18/7/2013).
Bagaimana pun kepolisian memiliki tugas dan tanggungjawab dalam memberantas setiap kejahatan yang terjadi. Untuk itu banyaknya tahanan dan narapidana yang kabur akhir-akhir ini patut menjadi perhatian dan Polri siap memberikan perbantuan kepada pihak Lapas.
"Polri siap memberikan bantuan pengamanan bila diperlukan. Bagaimanpun Kita punya tugas dan tanggungjawab dalam rangka meniadakan kejahatan yang terjadi di negara ini," katanya.