Tribunnews.com, JAKARTA -Niat politisi PDI-Perjuangan, Rano Karno, mundur dari jabatan sebagai wakil gubernur Banten ternyata bukan isapan jempol.
Informasi itu dibenarkan oleh Anggota DPR RI dari Fraksi PDI-P, Dedi Gumelar. Politisi dari Banten ini mengaku memang pernah mendengar ada informasi politisi PDI-P Rano Karno ingin mundur dari gubernur Banten.
"Saya pernah dengar begitu (Rano mundur). Rano juga pernah curhat begitu ke saya. Tapi persisnya bagaimana tanya Rano saja," kata Miing, panggilan akrab Dedi Gumelar, ketika ditanya Tribunnews.com, Selasa (23/7/2013).
Rano dikabarkan tidak akur lagi dengan Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah karena sejak menjabat Wakil Gubernur Banten, Rano Karno nyaris tidak mengemban tugasnya sebagai wakil gubernur yang semestinya.
Bahkan keseriusan Rano mundur dari Wagub Banten dibuktikan dengan menemui Ketua Umum PDI-Perjuangan Megawati Soekarnoputri belum lama ini.
Namun Rano tidak jadi mundur karena Megawati tidak mengijinkannya."Bu Mega minta Rano bersabar saja," kata Miing.
Rano yang dikonfirmasi Tribunnews.com lewat telepon selulernya soal ini belum memberikan jawabannya.
Pada Pilkada Provinsi Banten 2011 lalu pasangan Ratu Atut-Rano Karno diusung 11 partai politik antara lain Partai Golkar, PDIP, Partai Hanura, Gerindra, PKB, PBB dan PAN. Pasangan Atut-Rano yang juga didukung 22 partai non parlemen memperoleh 61 persen suara pemilih, unggul dari pasangan Wahidin Halim-Irna Narulita yang memperoleh 38,39 persen, dan pasangan Jazuli Juwaeni-Makmun Muzaki dengan perolehan suara 11,40 persen.