Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Dewan Pembina Demokrat Hayono Isman menyatakan ketertarikannya mengikuti konvensi calon presiden. Hayono mengungkapkan alasan maju sebagai calon presiden.
Menurut Hayono Isman, Partai Demokrat sebenarnya berharap mantan ketua umumnya Anas Urbaningrum dapat menjadi calon presiden. Namun, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan Anas sebagai presiden sehingga rencana itu berubah.
"Jadi memang sebetulnya kita di Partai Demokrat dan saya berharap Anas menjadi capres termuda bangsa ini. Tetapi semua berubah," kata Hayono Isman di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (1/8/2013).
Hayono menyatakan semula ia juga tidak ingin menjadi calon presiden. Dengan elektabilitas Demokrat yang tinggi, Anggota Komisi I DPR itu mengatakan Anas potensial menjadi calon presiden. "Saya rasa bukan hanya PD tetapi publik juga," katanya.
Namun, ketika Anas ditetapkan menjadoi tersangkan dalam kasus Hambalang, Partai berlambang bintang mercy itu seperti kehilangan calon kuat. "Apalagi pak SBY udah mau lengser," ujarnya.
Selain kehilangan sosok kader potensial Capres, ujarnya, kasus Nazarudin juga meruntuhkan elektabilitas partai Demokrat di mata masyarakat. "Akibat Nazarudin turun 10 persen partai Demokrat," kata Hayono.
Sebagai salah satu calon peserta konvensi, Hayono mengapresiasi partai Demokrat menggelar konvensi. Menurut dia, dengan adanya konvensi partai dapat membongkar kebiasaan lama, yaitu ketua umum partai adalah capres terpotensial dari partai tersebut.
"Konvensi bisa bongkar penjara capres itu ketum. Belum tentu ketum itu calon terbaik," kata Hayono.
Hayono menyarankan untuk ke depannya, konvensi dijadikan suatu lembaga, terutama oleh partai Demokrat. "Dilembagakan, dimasukan dalam AD/RT," ujar Hayono.