TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Kepala Kepolisian Repulik Indonesia (Wakapolri) Komjen Pol Oegroseno bercerita tentang cita-cita dirinya dihadapan 66 anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) di Ruang Rapat Utama (Rupatama) Mabes Polri, Senin (19/8/2013).
Setelah menyampaikan sambutan tertulis Kapolri Jendral Polisi Timur Pradop, Oegro bercerita bahwa dirinya tidak pernah menyangka akan menyandang pangkat jendral polisi bintang tiga dan menjadi Wakapolri.
"Saya tidak pernah bermimpi jadi Wakapolri, mendapat bintang tiga, bintang dua, atau bintang satu. Waktu saya lulus Akabri Kepolisian hanya menjadi polisi letnan dua, itu sudah bangga, kemudian jadi letnan satu semakin bangga, kemudian menjadi kapten sangat bangga, dan sampai sekarang kebanggan itu tidak pernah hilang," ungkap Oegro dihadapan para anggota Paskibra yang telah bertugas mengibarkan bendera pad 17 Agustus 2013 di Istana Negara.
Sejak duduk di kelas IV SD, Oegro yang saat itu tinggal di Magelang memang sudah bercita-cita masuk ke Akademi Militer (Akmil) kepolisian. Dalam mengejar cita-citanya menjadi seorang polisi, Oegro memang sudah mempersiapkan sejak dibangku sekolah dasar dengan menjaga fisik dan kesehatannya.
Oegro bercerita bahwa sejak SD dirinya sudah ikut latihan lari ke arah tempat pendidikan militer di Magelang. Begitu pun saat duduk di SMP ia tetap menjaga fisik dan staminanya dengan membiasakan diri lari dan olah raga.
Memasuki usia SMA, Oegro pun menambahkan latihan olah raganya dengan berenang dan push up 30 kali dalam sehari, sehingga saat tes fisik masuk AKABRI, Oegro tidak mengalami kesulitan dan dinyatakan lulus.
"Selain itu karena sering lari dan renang makanya badan saya tidak pernah besar perutnya, kalau sudah merasa besar perut saya, maka makannya dikurangi," ungkapnya.
Keinginan Oegro menjadi seorang polisi diawali dari kebencian dirinya terhadap anggota polisi yang sering dilihatnya melakukan pungutan liar di lapangan. Sehingga ia masuk polisi dengan harapan bisa memperbaiki institusi kepolisian.
"Masuk Akpol tidak ada yang sulit bila punya cita-cita. Kalau ragu-ragu silahkan mundur. Tetapi kalau sudah niat maju terus pantang mudur. Tidak ada yang sulit," ungkapnya.
Selain bercita-cita menjadi Polisi, sebetulnya Oegro pun memiliki dua cita-cita lainnya. Dirinya saat kecil bila cita-citanya menjadi polisi tidak tercapai maka dirinya ingin menjadi pilot Garuda atau menjadi sopir bus malam.
Menurutnya tiga cita-citanya tersebut mengandung rasa tanggungjawab yang besar. Bila dirinya menjadi seorang polisi maka bertanggungjawab terhadap keamanan seluruh masyarakat, bila menjadi polisi maka harus bertanggungjawab terhadap seluruh orang yang berada di pesawat, begitu juga dengan sopir bus malam bertanggung jawab terhadap keselamatan semua orang yang ada di dalam bis yang dikendarainya.
"Dari cita-cita saya tersebut, saya diberikan kesempatan masuk AKABRI bagian kepolisian," ujarnya.