News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Poempida Hidayatulloh: Ikatan Bidan Indonesia Kok Tidak Sensitif?

Editor: Widiyabuana Slay
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ratusan tenaga honorer PNS dan Bidan menggelar aksi damai di depan Istana Merdeka, Jalan Medan Merdeka Utara, Senin (19/8/2013) Dalam aksinya, para bidan mendorong pemerintah pusat melakukan revisi terkait peraturan menteri kesehatan nomor 7 tahun 2013 yang mengatur bidan pegawai tidak tetap (PTT) yang sudah dikontrak selama 9 tahun tidak boleh diperpanjang lagi dan tidak berhak menjadi Pegawai Negeri Sipil. (Warta Kota/Adhy Kelana)

TRIBUNNEWS.COM - Anggota Komisi IX DPR RI, Poempida Hidayatulloh menyesalkan sikap pengurus Ikatan Bidan Indonesia (IBI) yang tidak sensitif memperjuangkan kesejahteraan dan nasib anggotanya sendiri.

Hal ini dikemukakan Poempida menanggapi sikap pengurus IBI yang tidak mendukung aksi turun ke jalan yang dilakukan bidan pegawai tidak tetap (PTT), Senin (19/8/2013).

“Kok IBI tidak sensitif memperjuangkan kesejahteraan dan nasib anggotanya sendiri?,” tanya Poempida hari ini di Gedung Parlemen (20/8/2013), seperti tertulis dalam rilis yang diterima redaksi Tribunnews.com.

Padahal, lanjut Poempida, salah satu tujuan didirikannya IBI kan untuk memperjuangkan kesejahteraan anggotanya. Saya berharap, IBI yang memang banyak diurus oleh bidan PNS mempunyai rasa solidaritas yang kuat atas sesama profesinya.

Lebih lanjut ditambahkan Poempida, IBI sebagai wadah bidan seharusnya mendukung perjuangan bidan PTT, toh selama ini bidan PTT selalu dituntut pemerintah, misalnya tentang penurunan angka kematian ibu dan bayi, mewujudkan target MDG's.

“Selama ini bidan PTT telah berjuang mati-matian demi pemerintah. Coba bayangkan dengan gaji rendah, nasib diangkat PNS tidak jelas, tetapi harus menyelesaikan tugas begitu kompleksnya,” katanya.

Ditegaskan Poempida, keinginan dari teman-teman bidan PTT melakukan aksi damai adalah hak konstitusional untuk menyatakan pendapat.

“Nampaknya karena tidak diakomodasi oleh IBI, maka para bidan PTT ini harus mencurahkan aspirasinya secara terbuka di jalan,” ujar politisi Partai Golkar ini.

Poempida mengatakan, dalam menghadapi BPJS, dibutuhkan jumlah tenaga kesehatan yang memang cukup banyak. Selain itu, ungkap Poempida, pemerintah pada September mendatang membuka rekrutmen calon pegawai nasional sipil (CPNS) untuk bidan.

“Yang jelas rekrutmen ini dilakukan untuk persiapan BPJS 1 Januari 2014 mendatang. Mengapa pemerintah kemudian tidak mengangkat saja bidan PTT ini yang sudah jelas dedikasinya?,” tanya Poempida.

Sebagai catatan saja, banyak bidan PTT ini terpilih sebagai bidan teladan.
“Seharusnya apresiasi terhadap dedikasi mereka dengan memperjelas status mereka sebagai PNS itu sangat logis,” tutupnya.

Sebelumnya diberitakan, aksi turun ke jalan yang dilakukan bidan PTT tidak mendapat dukungan dari pengurus Ikatan Bidan  Indonesia (IBI). Demo, dinilai hanya membuang energi. Sekjen IBI Yeti Irawan mengatakan demo tidak perlu dilakukan karena selama ini komunikasi antar bidan berjalan dengan baik.

“Ini demo tidak kita inginkan sebagai pengurus Ikatan Bidan Indoensia. Demo tidak kami harapkan terjadi. Bagi kami sudah banyak penjelasan kepada bidan yang dijalan. Mereka demo tidak tepat. Kami tidak mendukung aksi mereka karena melelahkan,” kata Yeti Irawan (19/8/2013).

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini